Mohon tunggu...
Anisa Auliya
Anisa Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sejarah dan Peradaban Islam di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hand Lettering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Kembali: Siklus Toynbee dalam Evolusi Fashion Hijab Indonesia

26 Desember 2023   02:36 Diperbarui: 26 Desember 2023   06:56 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Britannica.com

Arnold J. Toynbee, seorang sejarawan Inggris yang terkenal dengan karyanya "A Study of History", menghadirkan kontribusi yang monumental dalam bidang filsafat sejarah. Pendekatannya terhadap sejarah tidak sekadar menggambarkan rangkaian peristiwa berurutan, melainkan menawarkan pandangan yang lebih dalam tentang pola-pola siklus dalam perjalanan peradaban manusia. 

Toynbee memandang sejarah sebagai sebuah narasi yang diwarnai oleh perubahan dan evolusi yang tidak hanya berkaitan dengan kejadian-kejadian penting, tetapi juga dipengaruhi oleh reaksi manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapinya. Pemikirannya menyelami aspek-aspek psikologis, sosial, dan budaya yang membentuk perjalanan sejarah, menjelaskan bagaimana munculnya peradaban, pertumbuhannya, kemundurannya, dan akhirnya, keruntuhan.

Toynbee menawarkan konsep bahwa peradaban manusia mengalami serangkaian siklus yang terdiri dari fase muncul, pertumbuhan, puncak kejayaan, kemunduran, dan akhirnya, keruntuhan. Dia memperdebatkan bahwa setiap peradaban memiliki titik kejayaan serta tantangan yang menguji ketahanannya, dan tanggapan terhadap tantangan-tantangan ini akan mempengaruhi nasib peradaban tersebut. Pendekatannya memperluas pandangan kita tentang sejarah dengan menggali pola-pola dalam evolusi peradaban manusia, membuka pintu untuk refleksi yang dalam tentang sifat sejarah dan perjalanan panjang manusia di dunia ini.

Toynbee, mengembangkan teori siklus dalam filsafat sejarahnya dengan meyakini bahwa peradaban manusia mengalami pola-pola siklus yang terdiri dari fase muncul, pertumbuhan, puncak kejayaan, kemunduran, dan akhirnya, keruntuhan. Dalam perspektif Toynbee, siklus ini merupakan bagian dari evolusi peradaban, di mana setiap peradaban memiliki fase puncak kejayaannya dan diuji oleh tantangan-tantangan yang mengarah pada kemunduran. 

Pendekatannya membuka pemahaman tentang dinamika peradaban manusia yang tidak hanya melihat perjalanan sejarah sebagai rentetan peristiwa, melainkan sebagai serangkaian proses dengan pola-pola yang dapat diidentifikasi, memungkinkan kita untuk memahami dinamika kebangkitan dan kemunduran peradaban secara lebih mendalam.

Pada masa lalu di Indonesia, penggunaan hijab atau kerudung tidak hanya menjadi simbol identitas agama, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang kental. Penggunaan kain-kain tradisional seperti batik, songket, atau tenun ikat dalam pembuatan hijab merupakan praktik yang telah lama terjadi dalam masyarakat Indonesia. Kini, tren fashion hijab mengalami evolusi yang memadukan elemen-elemen tradisional ini dengan sentuhan modern. 

Para desainer Indonesia merangkul kembali penggunaan kain-kain tradisional sebagai bahan utama dalam produksi hijab, memunculkan produk-produk yang memadukan kekhasan budaya dengan gaya modern yang memikat. Tidak hanya sebagai busana religius, hijab dari kain-kain tradisional kini menjadi bagian penting dari mode yang diterima secara luas, tidak hanya di kalangan Muslimah, tetapi juga di pasar global.

Adopsi kembali tren fashion hijab dari masa lalu ini tidak hanya mencerminkan penghargaan terhadap nilai-nilai tradisional, tetapi juga menunjukkan adaptasi yang cerdas terhadap tren mode global. Hal ini menunjukkan betapa inovatifnya industri fashion Indonesia dalam menghadirkan produk yang mampu memadukan nilai-nilai kultural dengan kebutuhan dan selera zaman modern. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa hijab tidak hanya dianggap sebagai simbol keagamaan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya dan fashion yang dinamis, mendorong perubahan dalam paradigma mode di Indonesia dan di tingkat internasional.

Teori siklus Arnold J. Toynbee dengan pola naik-turun peradaban dapat dihubungkan dengan fenomena perkembangan fashion hijab Indonesia. Pada masa lalu, hijab dari kain tradisional seperti batik dan songket memiliki popularitas yang tinggi sebelum meredup. Namun, kini tren hijab dengan menggunakan kain-kain tradisional tersebut kembali populer. 

Fenomena ini mencerminkan siklus yang dijelaskan oleh Toynbee tentang kebangkitan kembali tren-tren dari masa lalu dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bagaimana gaya dari zaman dulu bisa kembali menginspirasi dan diminati di era modern, menciptakan pola yang terulang dalam perubahan tren mode seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun