Aku berpikir
Bahwa bahagia telah kudapatkan
Pada sesosok sudut mata keindahan
Bersemayam dalam diri seseorang
Diri seorang ibu yang bukan dari golongan darah biru ia susui
Dengan membawa segudang pesan dan amanah nan suci
Ia berjalan dengan cinta
Ia berjalan menerjang luka-luka
Bahkan sampai pada batas tanpa rasa
Ia lah bidadari dari guratan segala cahaya
Ia lah jejak-jejak yang terukir dalam putaran waktu
Senja usianya
Masih berpijak
Diantara kerasnya bebatuan dunia
Ia lawan dengan cahaya
Walau kadang perih, ia tak tampakkan luka
Walau kadang lemah, tetap mampu berdiri
Rabb...
Janganlah engkau biarkan setitik debu pun halangi langkah kecilku
Janganlah engkau biarkan angin kencang membawa mimpiku
Namun, biarkanlah aku merengkuh banggaku tersebab senyum orang tua ku
Agar mereka dapat tersenyum haru
Syair ini hanya sepetik dari kisah perjalanan mu
Air mata mu berirama dengan nada berselimut syukur
Yang mampu menghapus sedih bahkan hadirkan segala mimpi indah
Sampai ku bisa katakan
Bahwa aku sangat mencintaimu
Bidadariku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H