oleh : Anisa Delvita dan Seruni Ayu Riswandira
Program Studi Psikologi - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pentingnya Peran Al Quran Dalam Membentuk Kecerdasan EmosionalÂ
Al-Quran adalah ajaran dasar sebagai pegangan atau sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Di sisi lain, banyak sekali keistimewaan yang dimiliki Al-Quran jika seseorang membacanya meskipun ia tidak mengetahui makna Al-Qur'an baik secara fisik maupun mental. Membaca Al-Quran terbukti dapat membuat seseorang menjadi lebih tenang karena mengurangi ketegangan saraf. Banyak sekali manfaat membaca Al-Quran, khususnya membaca dan menafsirkan Al-Quran dapat menurunkan tingkat kecemasan.
Pada perkembangan zaman saat ini teknologi membuat semua hal menjadi praktis. Namun, ternyata perkembangan positif tidak lepas dari dampak negatifnya. Karena semuanya bisa dilakukan dengan mudah, banyak orang menyalahgunakan. Salah satu dampak negatifnya adalah pergaulan anak muda di luar norma agama dan pemerintahan. Kejahatan tersebut salah satunya disebabkan oleh remaja yang memasuki fase labil, yaitu fase transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Oleh karena itu, pada tahap ini, remaja mengalami perubahan fisik seperti anggota tubuh, dan psikologis seperti aspek emosional.
Emosi adalah salah satu potensi yang dimiliki manusia sejak lahir dan akan berkembang sesuai lingkungan. Pada dasarnya manusia ialah salah satu mahluk ciptaan Allah Swt yang memiliki rasa dan emosi yang menjadikannya dapat menjalani kehidupan secara optimal. Manusia bukanlah manusia jika tanpa emosi, karena emosi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Emosi merupakan reaksi yang kompleks dan mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi sehingga memunculkan perubahan prilaku, karena pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak.
Kecerdasan emosional, apa sih itu? emosional merupakan kecerdasan yang mengarah pada kemampuan individu untuk mengetahui emosi, menjangkau juga membangkitkan emosi agar membantu pikiran, memahami pikiran dan memaknainya, memahami emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengelola emosi secara mendalam sehingga dapat membantu perkembangan emosional dan intelektual dalam kehidupannya. Emosional juga dapat dilihat dari sikap seseorang; pertama adalah istiqamah yaitu dengan cara teguh pendirian terhadap jalan-jalan yang telah ditetapkan Allah Swt, serta tidak mengurangi atau mengabaikan, dan melampaui batas terhadap ajaran-ajaran tersebut. Kedua yaitu rendah hati yaitu mereka berjalan dengan tenang, penuh dengan ketawadhu'an, tidak congkak dan sombong. Ketiga adalah tawakal, yakni timbulnya ketulusan di dalam hati kepada Allah dalam menggapai keridhaan-Nya. Terakhir adalah ikhlas, yakni suatu upaya memurnikan dan menyucikan hati sehingga benar-benar hanya terarah kepada Allah semata.
Beberapa peneliti mengatagorikan yang rendah dalam membaca al quran maka memiliki kecerdasan emosional yang rendah pula, begitupun sebaliknya orang yang terbiasa membaca al quran dengan tingkat tinggi maka mempunyai tingkat kecerdasan emotional yang tinnggi. Membaca Al-Qur'an berpengaruh terhadap kecerdasan emosional yang memiliki kaitan pada pandangan para ulama yang menyebutkan bahwasanya membaca Al-Qur'an memiliki banyak sekali manfaat yaitu salah satunya yaitu menangani emosinal.
Penelitian DR. Ahmad al-Qadhi menunjukkan bahwa Al-Qur'an dapat mengurangi ketegangan-ketegangan yang ada pada saraf. Sehingga bisa mengurangi maupun menurunkan tingkat kecemasan yang dapat membuat emosi menjadi lebih stabil. Al-Qur'an yang mendatangkan ketenangan sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
"Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis membaca kitab Allah kecuali turun pada mereka ketenangan dan diliputi rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya." (HR. Muslim).
Rasa tenang ini akan menciptakan emosi yang lebih stabil, memungkinkan seseorang mengendalikan diri dan pikirannya. Pengendalian diri yang baik berasal dari kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah atau emosi yang membuatnya depresi. Hal ini karena seseorang yang membaca Al-Qur'an berulang kali, selain memperoleh ketenangan dari manfaat membaca Al-Qur'an, juga berpengaruh terhadap rekonstruksi kognitif dari ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacanya, akan mempunyai pemahaman yang wajar tentang masalah evaluasi.
Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang harus dipelajari dan diamalkan isinya, serta sekurang-kurangnya umat Islam harus selalu membaca Al-Quran dengan beribadah membacanya dan dalam agama alquran merupakan pedoman hidup dengan menjadi petunjuk dalam kehidupan manusia.Membaca Al-Quran merupakan aktivitas yang tidak sembarang, perlu ada perlakuan khusus ketika seseorang membaca Al-Quran. 0leh karena itu membaca Al-Quran sesuai dengan adabnya yaitu membaca dalam keadaan suci, menghadap kiblat, membaca dengan tartil, memperindah suara dan tidak dipotong dengan pembicaraan lain saat membacanya.Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional akan mampu menghadapi masalah dengan tenang dan sabar, akan tetapi berikhtiar terus menerus tanpa henti. Meraih sukses dengan kecerdasan emosional bukanlah pekerjaan yang ringan, kecuali bagi orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah SWT.
Ajaran Islam yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan spiritual seperti konsisten (istiqomah), kerendahan hati (tawadzu'), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan(ikhlas), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun) integritas dan penyempurnaan (ihsan) semua itu dinamakan akhlakul karimah. Hal tersebut dijadikan sebagai tolak ukur kecerdasan emosional. Islam membahas permasalahan lebih rinci mengenai kehidupan. Salah satunya Islam menekankan pentingnya mengontrol dan mengendalikan emosi.Islam sebenarnya telah menjelaskan pentingnya kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan surat (Al-Hajj ayat 46).yaitu hati yang dimaksud dalam ayat ini adalah akal sehat dan hati suci, serta telinga tanpa menyebut mata karena yang ditekankan adalah kebebasan berfikir jernih untuk menemukan sendiri suatu kebenaran.Orang yang tidak menggunakan akal sehat dan telinganya, maka dinilai buta hati sebagaimana ayat tersebut memiliki peranan penting dalam menentukan tindakan seseorang, hati yang bersih hanya dimiliki oleh orang-orang yang bisa mengatur emosionalnya.
Referensi
Pitriani, epi. 2022. Peningkatan Kecerdasan Emosional Dengan Membiasakan Membaca AlQuran Pada Siswa Di SMP Negeri 66 Bengkulu Utara. Jurnal pendidikan profesi guru agama islam. Vo. 2. No. 8. Hal. 99- 104.
Manizar, ely. 2016. Mengelola kecerdasan emosi. Jurnal alimron. Vo. 2. No. 2.
Murni, dewi. 2016. Kecerdasan emosion al menurut persefektif al quran. Jurnal syahadah. Vol. 5. No. 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H