Pendidikan Inklusi di sekolah tersebut.
19 November 2024-Empat Mahasiswa jurusan Hukum dan Kewarganeagraan Angkatan 2023 universitas Negeri Malang yang terdiri dari Anisa Bella Nurainin, Imroatul Mufidah, inviona Ratu Imayuri, dan Wilda Amalia Putri melakukan penelitian di bawah bimbingan Prof.Dr.Sri.Untari, M.Si. Penelitian ini dilakukan melaui wawancara dengan Ibu Putri Laras Trisnawati selaku koordinator Program SIMBA ASIA di SMPN 2 Malang, yang bertujuan untuk mengetahui implementasi ProgramDari hasil penelitian dapat diketahui bahwa SMPN 2 Malang berhasil mengembangkan program Pendidikan inklusi melalui inovasi SIMBA ASIA (Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa). SMPN 2 Malang mulai menjalankan program ini sejak tahun 2022 dan berhasil memberikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Program SIMBA ASIA hadir sebagai respons terhadap temuan di lapangan yang menunjukkan banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam kemampuan literasi dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Melalui program SIMBA ASIA, sekolah tidak hanya mengatasi berbagai tantangan dalam pembelajaran, tetapi juga menghadirkan inovasi dalam metode pengajaran yang mendorong keterlibatan aktif peserta didik berkebutuhan khusus dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
Data menunjukkan adanya peningkatan signifikan jumlah peserta didik berkebutuhan khusus selama periode 2022-2023, dimana 27% peserta didik memiliki IQ di bawah rata-rata. Tim sekolah mengidentifikasi berbagai kondisi peserta didik, mulai dari ADHD, Slow Learner, Disabilitas Intelektual, hingga Gangguan Belajar Spesifik.
Salah satu inovasi yang diterapkan adalah program SAHABAT SISWA, di mana peserta didik reguler dipilih untuk mendampingi siswa inklusi dalam beradaptasi dan berkomunikasi. Tim SAHABAT SISWA melakukan konseling setiap dua minggu sekali untuk memantau perkembangan dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi peserta didik inklusi. Selain itu, SMPN 2 Malang menerapkan sistem pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan 4P (penyesuaian, penyederhanaan, penghilangan, pengganti) untuk memastikan setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai kemampuannya.
"Meskipun awalnya terdapat tantangan internal dari beberapa guru, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan, pemahaman para guru semakin terbuka. Mereka mulai meyakini bahwa setiap peserta didik memiliki hak yang setara untuk mendapatkan pendidikan," ungkap Ibu Putri Laras Trisnawati.
Keberhasilan program ini ditunjukkan melalui perkembangan positif peserta didik inklusi dalam kemampuan dasar seperti membaca dan menulis, serta peningkatan kepercayaan diri mereka dalam berinteraksi sosial. SIMBA ASIA menjadi bukti nyata komitmen SMPN 2 Malang dalam mewujudkan pendidikan inklusif yang berkualitas sesuai dengan tujuan SDGs 4 tentang penjaminan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H