Mohon tunggu...
Anisa Qurota Mawa Adna
Anisa Qurota Mawa Adna Mohon Tunggu... -

Life needs fight. We must fight first when we want a happiness. So that, fight and fun your life guys :-)

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Legenda Api Abadi, Khayangan Api

9 Februari 2016   20:50 Diperbarui: 9 Februari 2016   21:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, di Desa. Sendangharjo, Kecamatan  Ngasem, Kabupaten Bojonegoro hiduplah seorang pandai besi pembuat pusaka dari Kerajaan Majapahit bernama Empu Supo. Ia mempunyai nama asli ‘Kriyo Kusumo’, namun semenjak menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit namanya berubah menjadi Empu Supo. Waraga sekitar sangat mengaguminya karena keahliannya dalam membuat pusaka. Ia selalu bersemedi meminta petunjuk kepada Sang Hyang Widhi sebelum membakar bahan-bahan pembuatan senjata pusaka di atas tungku api. Hal ini ditujukan agar senjata pusaka buatannya tidak hanya unggul di medan perang namun juga mempunyai kesaktian yang luar biasa.

Hingga suatu hari, seorang raja dari Kerajaan Majapahit memerintahkan  Sunan Ampel untuk menemui Empu Supo agar membuatkan keris untuknya.  Akhirnya, Sunan Ampel mengumpulkan seluruh pandai besi di Balai Sidang desa Sendangharjo, Kec. Ngasem, Kab. Bojonegoro.Namun, disaat semua pandai besi sudah bekumpul. Empu Supo tidak berkumpul. Hal ini membuat Sunan Ampel marah dan mendatangi Empu Supo.Sunan Ampel pun mengatakan ‘Empu Supo akan tinggal sendiri dan tidak ditemani pandai besi lainnya’.Empu Supo yang juga dilanda amarah menjawab ‘Semua keturunan anak-cucuku tidak ada yang boleh menjadi pandai besi di wilayah desa Sendangharjo’.

Semenjak itu,Empu Supo memilih untuk meninggalkan  Desa Sendangharjo. Empu Supo pergi ke hutan agar tidak diketahui oleh masyarakat. Di tengah hutan, ia bertapa dan tetap membuat keris. Ia membawa apinya dengan menggunakan batu sebagai alasnya. Ia bertapa selama bertahun-tahun. Sampai saat ini, api yang ia gunakan untuk membuat keris  masih menyala. Api tersebut tidak pernah padam walaupun diguyur hujan. Api yang berlokasikan di Kawasan hutan lindung Ds. Sendangharjo, Kec. Ngasem, Kab,Bojonegoro itupun dikenal sebagai hal yang sakral dan diberi nama ‘Khayangan Api’ oleh masyarakat setempat.

· Nilai Moral

Harus mengharghai orang lain.

Jika Empu Supo dan Sunan Ampel bisa saling menghargai, Sunan Ampel tidak akan marah dan Empu Supo tidak akan pergi.

· Nilai Agama

Dalam cerita tersebut, tokoh utama memiliki kepercayaan bahwa Sang Hyang Widhi mampu memberikan  kesaktian yang luar biasa.

Agama yang dianut adalah Hindu.

‘Ia selalu bersemedi meminta petunjuk kepada Sang Hyang Widhi sebelum membakar bahan-bahan pembuatan senjata pusaka di atas tungku api. Hal ini ditujukan agar senjata pusaka buatannya tidak hanya unggul di medan perang namun juga mempunyai kesaktian yang luar biasa.’

· Nilai Budaya

Pada saat itu, pertapaan atau semedi masih dipercaya untuk mendapatkan kesaktian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun