Mohon tunggu...
Anis MiftachurR
Anis MiftachurR Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tim Universitas Muhammadiyah Purworejo Kembangkan Inovasi Pupuk Organik Cair untuk Tanaman Palawija

27 Agustus 2021   18:07 Diperbarui: 27 Agustus 2021   19:57 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses pemupukan saat ini banyak menggunakan pupuk kimia. Penggunaan bahan kimia buatan baik pupuk maupun pestisida untuk meningkatan produksi pertanian dapat merusak lingkungan. Pupuk kimia industri terdiri dari nitrogen, fosfor dan kalium yang jika dipakai secara berlebihan menyebabkan polusi udara, air, tanah serta meningkatkan kandungan hara di Perairan.

Fenomena tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan beberapa unsur hara yang tersedia sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Akan tetapi penggunaan jangka panjang pupuk kimia an-organik akan menyebabkan tanah menjadi keras. Hal ini dikarenakan residu sulfat dan dan kandungan karbonat yang terkandung dalam pupuk dan tanah bereaksi terhadap kalsium tanah, sehingga menyebabkan sulitnya pengolahan tanah.

Tim Universitas Muhammadiyah Purworejo mengembangkan bisnis kreatif pupuk organic dengan nama 'GELIS'. Tim ini beranggotakan Arif Adi Sutrisno, Nur Hadi Pangsetu, Bayu Adi Nugroho, Asto Wisanggeni dan Wahyu Kuncoro Edi yang didampingi oleh Dwi Jatmoko sebagai Dosen Pendamping.  GELIS dibuat sebagai salah satu pemanfaatan limbah yang jarang dimanfaatkan seperti bonggol pisang, sabut kelapa dan limbah cair tahu yang digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair untuk tanaman palawija.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
GELIS digunakan untuk membantu menyuburkan tanah dan menjaga kelembapan tanah, sehingga tanaman palawiija akan mudah tumbuh. Bonggol pisang mengandung unsur hara diantaranya adalah kalsium sebesar 16%, kadar kalium sebesar 23% dan kadar fosfor sebesar 32% . Sedangkan sabut kelapa memiliki kandungan unsur-unsur hara yaitu berupa kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na) dan fosfor. Kalium merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi tanaman. Limbah cair tahu memiliki kandungan yang dapat meningkatkan pertumbuh tanaman.

Bahan-bahan tersebut ditambahkan EM4 sebagai bakteri pengurai dan tetes tebu sebagai sebagai makan bakteri pengurai yang terkandung di EM4. Hasil kombinasi bahan-bahan tersebut menjadi efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman palawija agar mudah tumbuh dan berbuah.

Bonggol pisang dan sabut kelapa didapatkan dari kebun yang ada di Desa Jenar, Kecamatan Purwodadi. Sedangkan limbah cair tahu didapatkan dari produsen tahu di sekitar Kecamatan Purwodadi. Hadirnya GELIS ditujukan untuk menjawab keraguan petani akibat adanya efek samping pupuk organik pada produk-produk sebelumnya.

Pengembangan Produk Pupuk Cair Organik GELIS merupakan salah satu bentuk hibah pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan yang didanai oleh Kemdikbudristek pada tahun 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun