Batang -- Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah (RDR) ke-77 Kelompok 93 UIN Walisongo Semarang melakukan kegiatan Pendampingan budidaya jamur tiram dirumah saja dikala pandemi bersama pemuda masyarakat Desa Satriyan, Tersono, Batang. (5/11/ 2021).
Membudidayakannya (home industry) jamur tiram ini menjadi ladang usaha baru bagi siapapun yang ingin menekuni budidaya jamur tiram yang nantinya bisa berenterprenuer walau di masa pandemi dengan mudah dan praktis di rumah saja. Â
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang mendapat pukulan telak di masa pandemi COVID-19. Tidak sedikit pun mengalami gulung tikar akibat lesunya roda perekonomian selama hampir dua tahun terakhir.
Tidak sedikit pula pelaku usaha yang terus memupuk optimisme di kala pandemi. Seperti yang dilakukan warga Desa Satriyan, Tersono, Batang ini. Sebelumnya Maulana (26) pemuda asal Satriyan ini bekerja sebagai buruh pabrik di kayu lapis, karena adanya pandemi dan pengurangan pekerja, Maulana termasuk orang yang terPHK. Akhirnya Maulana merintis pembuatan budidaya jamur tiram dirumahnya.
"Saya mempelajari budidaya jamur tiram ini pada jaman kakek saya masih hidup, ya bisa dibilang  saya dapat rintisan ilmu turun temurun yang sekarang kami (keluarga) lakoni kembali." Ujar Maulana pemuda Desa Satriyan, Tersono, BatangÂ
Jamur tiram merupakan jamur yang tumbuh liar dan aman untuk dimakan. Jamur ini telah menjadi makanan sehari-hari yang cukup populer. Jamur ini pun bisa dibudidayakan untuk dijual maupun sebagai konsumsi sendiri.
Jamur tiram menyediakan serat makanan, beta-glukan, dan bahan-bahan lain yang dapat meningkatkan kesehatan. Mereka memiliki rasa yang lembut dan dapat digunakan untuk menambah rasa ke berbagai hidangan gurih.
Keuntungan budidaya jamur tiram antara lain:
- Budidaya jamur tiram memanfaatkan limbah organik yang banyak melimpah, murah dan mudah didapat di sekitar kita sehingga menjadikan lingkungan bersih, indah dan sehat Â
- Budidaya jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. (100 m2 bisa menampung 7500 baglog, dengan esti masi pendapatan Rp. 200.000 per hari,
- Produk Jamur tiram dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.
- Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
Nah seperti yang dikatakan Saifullah, selaku pembudidaya jamur tiram yang sudah hampir 4 tahun membudidayakan jamur tiram, ia berkata bahwa manfaat dan penghasilan yang ia rasakan itu ada, seperti jangkauan untuk bekerja dekat, karena lahan untuk budidaya jamur tiram masih berdempetan dengan rumah. Dari cara perawataanya juga mudah seperti:
- Sebelum menyusun baglog, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah, lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
- Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang tumbuh lebih lebar. Biarkan selama 3 hari, dan jangan didiram. Cukup siram pada bagian lantai saja.
- Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan, maka akan semakin baik. Kamu bisa menyiramnya 2
- 3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Kamu tetap perlu menjaga suhu pada kisaran 16 -- 24 derajat Celsius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H