Mohon tunggu...
Anis Zakiyah Fitri
Anis Zakiyah Fitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Masih belajar ☺️

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Murid yang Kuat dari Guru yang Hebat

28 Mei 2022   14:48 Diperbarui: 28 Mei 2022   15:01 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Hai sobat Kompasiana, ketemu lagi dengan tulisanku. Kali ini aku akan membahas sosok dibalik kelancaran mengajiku.

Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang telah diturunkan secara mutawatir (berangsur-angsur) kepada Nabi Muhammad Saw. Al Quran diturunkan melalui perantara malaikat Jibril untuk umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, yang dihimpun dalam mushaf yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad. Al Quran merupakan suatu bacaan yang harus dibaca karena membacanya termasuk ibadah dan orang yang melakukannya akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Al Quran juga sebagai sumber pokok ajaran Islam. Sebab dari Al Quranlah diambil segala pokok syariat dan dalil-dalil syar'i yang mencakup seluruh aspek hukum bagi manusia dalam menjalani hidup di dunia atau di akhirat. Agar kita bisa memahami isi yang terkandung dalam Al-Qur'an kita harus bisa membacanya. Oleh karena itu, sejak kecil orang tuaku menyekolahkanku di TPQ agar aku belajar mengaji. 

Ustadzah Widjiati atau biasa dipanggil ustadzah Wit adalah seorang guru ngajiku di waktu kecil. Beliau mengajar di majelis TPQ Darussalam Putri yang terletak di dusun Krajan, RT 06 RW 02, Desa Kotaanyar, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa timur. Beliau merupakan seorang guru TPQ sekaligus guru Madin di tempat tersebut. Jadi setelah beliau mengajar cara membaca Al-Qur'an beliau lanjut mengajar ilmu agama seperti tajwid, fikih, tauhid, bahasa Arab, hadist, praktek sholat, hafalan surat surat pendek dan doa doa sehari-hari dan masih banyak lagi. Pengajian di mulai dari pukul 01 siang hingga pukul 04 sore. Dilanjut setelah Maghrib sampai ba'da isya. Pengajian di siang hari mencakup belajar membaca Al-Qur'an dan belajar ilmu agama, dan santri yang ikut mengaji sangat banyak karena tidak hanya anak anak tetangga sekitar TPQ tapi juga ada beberapa anak dari desa sebelah. Sedangkan pengajian di malam hari hanya belajar membaca Al-Qur'an, dan santri yang ikut mengaji hanya sedikit, hanya beberapa anak tetangga sekitar TPQ.

Beliau sudah mengajar di majelis tersebut kurang lebih selama 20 tahun. Selama beberapa tahun mengajar, beliau tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menyerah dalam memberikan ilmu agama pada santri santrinya. Beliau ini tipe guru yang sangat sabar dan humoris. Beliau tidak pernah marah pada santri santrinya. Beliau selalu menasehati santri santrinya dengan bercerita. Setiap selesai mengaji beliau selalu bercerita tentang kisah para nabi, para sahabat nabi, para Auliya dan kisah orang orang shaleh. 

 Meskipun beliau sudah berstatus suami istri dengan dua anak dan banyak pekerjaan, beliau tetap bisa membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaannya sebagai guru. Bukan hanya sebagai guru mengaji saja, tetapi beliau juga merupakan seorang guru di salah satu sekolah swasta di daerah Sidomulyo. Ketika dipagi hari beliau pergi untuk mengajar di sekolah dan di siang hari hingga malam harinya beliau mengajar di pengajian. 

Merosotnya moral anak anak zaman sekarang membuat ustadzah Wit tidak pernah menyerah dalam mendidik santri santrinya. Beliau selalu menanamkan ilmu adab kepada santri santrinya agar memiliki akhlak yang baik ketika berada di lingkungan masyarakat. Beliau juga berharap santri santrinya dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dan berharap suatu saat nanti santri santrinya menjadi orang yang berguna di masa yang akan datang. 

Menurut ustadzah Wit merosotnya moral anak zaman sekarang disebabkan kurangnya penanaman nilai agama dari orang tuanya, di zaman sekarang orang tua hanya memfokuskan anak anaknya pada ilmu umum saja, banyak dari orang tua zaman sekarang yang tidak memedulikan pengetahuan soal agama pada anaknya ,sehingga wajar banyak anak anak zaman sekarang yang berani melawan orang tuanya sendiri dan bahkan melawan gurunya disekolah. Itulah mengapa ustadzah Wit tidak pernah menyerah untuk mengubah perilaku anak anak yang ia didik, karena khawatir dengan keadaan mereka nanti di masa depan. 

Selama menjadi guru ngaji beliau tidak pernah digaji tapi terkadang ada yang memberikan uang kepada beliau sebagai wujud rasa terima kasih santri kepada beliau. Beliau tidak masalah meskipun tidak digaji karena beliau sudah memiliki penghasilan sendiri dari pekerjaannya dan itu sudah cukup memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya. Menurut beliau yang terpenting ketika ia mengajar suatu ilmu adalah dapat bermanfaat dan mendapatkan amal jariyah di akhirat kelak.

Ustadzah Wit selalu berdoa agar diberikan kekuatan dalam memberikan pengajaran kepada santri santrinya. Bahkan terkadang beliau meminta santri santrinya untuk mendoakannya agar selalu diberikan keistiqomahan. Harapan beliau kepada santri santri nya ketika sudah sukses atau sibuk dengan pekerjaannya yaitu tidak pernah melupakan ibadah dan tidak pernah melupakan kedua orang tua dan guru gurunya, karena dari doa dan ridho dari merekalah yang membuat kita menjadi sukses. Semangat beliau juga ternyata tertanam padaku dan beberapa temanku di tempat mengaji tersebut, kami rela membagi waktu untuk mengikuti pengajian setiap harinya. Kami beranggapan bahwa jika kami kuat belajar di sekolah 8 jam mengapa kami tidak kuat untuk mengikuti pengajian yang hanya 3 jam, begitu menurut kami sebagai santri santrinya. Dari sini dapat dilihat bahwa guru yang hebat dapat menciptakan murid yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun