Mohon tunggu...
Anis Zakiyah Fitri
Anis Zakiyah Fitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Masih belajar ☺️

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nasihat Hebat dari Mbah Ddi

28 Mei 2022   11:23 Diperbarui: 28 Mei 2022   11:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
30 April 2022/Dokpri

Hai sobat Kompasiana,, Alhamdulillah nih bisa jumpa lagi dengan tulisanku setelah hampir dua bulan tak jumpa hehe,, gimana nih kangen gak sama tulisanku,, okee daripada kalian nunggu lebih lama lagi langsung saja aku bahas tulisanku kali ini. 

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh Rahmat. Di bulan suci ini, Allah SWT menurunkan berbagai nikmat dan anugerah, mulai dari diturunkannya Al-quran, Lailatul Qadar, dan pahala kebaikan yang berlipat ganda. Semua nikmat itu sesungguhnya merupakan bentuk bukti dari kasih sayang Allah SWT. Keutamaan di bulan suci Ramadhan juga sangat banyak, mulai dari dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka serta dibelenggunya setan-setan agar tidak menggangu orang yang berpuasa. Dengan demikian Allah memberi kesempatan kepada hambanya untuk bisa fokus beribadah dan melakukan amal shaleh sebanyak-banyaknya selama bulan suci Ramadan. 

Adapun ibadah yang wajib dilakukan selama bulan suci Ramadhan ialah berpuasa. Dari berpuasa kita belajar bagaimana menahan nafsu untuk tidak makan dan minum dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari untuk ikut merasakan penderitaan orang yang kurang beruntung di luaran sana. Selain berpuasa amalan yang wajib dilakukan di bulan suci Ramadhan ialah membayar zakat. Zakat berfungsi untuk mensucikan hati muzakki (orang yang wajib membayar zakat) dari sifat rakus dan kikir, dan untuk mensucikan harta dari kotoran dan syubhat. Zakat juga berfungsi untuk mensucikan hati mustahik (orang yang berhak menerima zakat) dari sifat dengki, iri dan amarah. 

Salah satu amal shaleh yang juga bisa kita amalkan di bulan suci Ramadhan adalah memperbanyak bersedekah. Sedekah adalah amal yang tidak akan putus hingga mati. Orang yang berpuasa ada baiknya memperbanyak sedekah. Bersedekah bisa dengan menyumbangkan uang atau dengan memberi makanan dan minuman untuk berbuka. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala bagi orang yang melakukan amalan tersebut, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun." (HR. Tirmidzi no. 807) apalagi sekarang semakin banyak orang yang kurang mampu akibat dampak dari pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan sendi kehidupan masyarakat. Masyarakat menengah ke bawah semakin mengalami kesulitan di tengah keterbatasan yang dialami. Sebab, masalah tersebut melahirkan banyak pengangguran baru dan penurunan pendapatan, banyak dari mereka kini hidup tanpa pekerjaan, tanpa pemasukan. Sedangkan pengeluaran atau kebutuhan masyarakat justru semakin bertambah. Beberapa dari mereka juga harus mempertahankan usahanya agar tidak bangkrut akibat dampak dari pandemi Covid-19. 

Untuk itu, pada bulan Ramadhan kemarin aku melakukan kunjungan ke salah satu rumah warga kurang mampu yang tetap suka bersedekah walaupun keadaannya sendiri kurang mampu. Aku ingin belajar tentang kehidupan dari beliau. Mengapa aku memilih beliau, karena beliau tidak mau kalah berbagi dari orang yang lebih berkecukupan. Setiap bulan suci Ramadhan beliau selalu memberi ayam hewan ternaknya kepada pengurus musholla dekat rumahnya agar disajikan ketika khotmil Qur'an. Beliau adalah Mbah Ddi Sarati yang akrab dipanggil Mbah Ddi, seorang janda yang tinggal di RT 06 RW 02 Desa Kotaanyar, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Beliau tinggal bersama ponakannya yang bernama Adi Lutfi. Adi tinggal bersama Mbah Ddi karena bapaknya (adik Mbah Ddi) menikah lagi setelah ibunya meninggal. Kondisi Adi sangat disayangkan, dia tidak normal (abnormal). Dia mengalami disabilitas intelektual, jadi dia tidak bekerja. Sebenarnya Mbah Ddi memiliki tiga anak, tapi dua anaknya sudah meninggal, yang satu lagi sudah berkeluarga bahkan sudah punya cucu. Jadi Mbah Ddi sudah memiliki cicit. 

Dari cerita beliau, beliau sudah menikah dua kali. Suami yang pertama meninggal jadi beliau menikah lagi. Suami yang kedua ini orang Banyuanget, jadi Mbah Ddi ikut suaminya ke Banyuanget. Karena suaminya meninggal Mbah Ddi pulang ke Kotaanyar lagi. Suami beliau dulu bekerja sebagai penjual telur. Sekarang beliau kerja membuat kopi bubuk untuk dijual di toko terdekat. Walaupun sudah lanjut usia beliau tetap semangat bekerja. Beliau juga rajin beribadah. Sholat lima waktu masih rajin beliau kerjakan.

Kata si Mbah hidup itu dijalani jangan dipikirkan. Hidup dengan bebas tanpa beban pikiran itu lebih membahagiakan dan menyenangkan. Masa depan dan masa lalu jangan terlalu dipikirkan. Yang penting jalani saja hari ini dan jangan lupa belajar. Belajar yang semangat, yang rajin. Belajar itu nggak harus di bangku sekolah karena banyak yang harus kita pelajari. Belajar untuk sabar, belajar menjalani hidup, belajar untuk bersyukur, belajar menahan amarah, belajar mencintai dan mengasihi, belajar berbagi dalam keadaan apapun, karena kata si Mbah berbagi itu adalah bentuk terbaik dari mensyukuri apa yang telah kita dapatkan, dengan berbagi maka seribu kebaikan akan datang pada kita, dan masih banyak lagi. Mbah Ddi juga mengingatkanku hadist tentang bersyukur dan bersabar yang berbunyi "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia mendapat kebahagiaan dia bersyukur maka hal ini adalah baik baginya. Dan jika tertimpa musibah dia bersabar maka itu juga baik baginya." (HR. Muslim). Terakhir setelah aku berpamitan, beliau kembali berpesan padaku agar aku fokus kuliah dulu, tidak pacar pacaran, Kejar cita-cita dulu, cinta itu mah gampang, belakangan kata si Mbah. 

Semoga kita dapat meniru kebaikan-kebaikan dari kepribadian beliau baik itu perkataan maupun perbuatan serta semangat beliau menjalani kehidupan. Mungkin cukup sekian tulisan kali ini. Sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya dan Terima kasih banyak untuk Mbah Ddi yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi wawasan yang sangat berharga kepada kita. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun