Mohon tunggu...
Aniqmatul latifah
Aniqmatul latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai EXO

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dalam Perguruan Tinggi: Manfaat dan Tantangan Etis

17 Januari 2025   07:40 Diperbarui: 17 Januari 2025   07:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Transformasi industri 4.0 adalah fenomena baru yang tidak pernah terlihat sebelumnya di era industri pertama. Teknologi kecerdasan buatan, atau AI, adalah salah satu komponen utama transformasi ini. Industri 4.0 berkaitan dengan kemajuan di sektor manufaktur, sedangkan Society 5.0 memusatkan inovasi pada manusia dengan memanfaatkan dampak dan hasil teknologi industri 4.0 2. Industrial Society 4.0 dan Society 5.0 3 menggunakan istilah kecerdasan buatan (AI). AI adalah program komputer yang menggabungkan perangkat keras, perangkat lunak, dan pembelajaran mesin. AI menggunakan pengetahuan yang berasal dari rekayasa balik pola neocognitron yang berfungsi pada otak manusia dalam perkembangannya. Produk industri 4.0 ini telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan AI dalam pendidikan di perguruan tinggi telah mengubah cara belajar dan mengajar. AI memungkinkan pengalaman belajar yang lebih unik, membantu para tenaga pendidik memahami kelemahan dan kebutuhan setiap siswa. Siswa dapat mendapatkan umpan balik secara real-time dan belajar pada ritme mereka sendiri dengan bantuan alat seperti tutor virtual dan platform pembelajaran adaptif. Untuk meningkatkan efisiensi operasional kampus, AI juga membantu dalam tugas administratif termasuk penjadwalan kelas, penilaian otomatis, dan analisis data. Adanya AI dapat membantu pembuatan kurikulum yang lebih sesuai dengan tren dan tuntutan industri saat ini. Perguruan tinggi kini memiliki peluang yang tinggi untuk meningkatkan standar pengajaran dan mempersiapkan mahasiswanya menghadapi tuntutan dunia kerja. Namun, terdapat kendala dalam penggunaan AI dalam dunia pendidikan, antara lain mengenai masalah keamanan data, bahaya ketergantungan teknologi, dan keterbatasan akses. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang agar integrasi AI dapat menghasilkan manfaat sebesar-besarnya tanpa mengorbankan elemen-elemen penting dalam pendidikan, seperti kesetaraan kesempatan belajar dan keterlibatan manusia.

Bidang pendidikan mengalami perkembangan revolusioner sebagai akibat dari penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran. Kecerdasan buatan (AI) memiliki dampak yang signifikan dan banyak manfaat di bidang pendidikan. Kecerdasan buatan (AI) berpotensi meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kepersonalan proses pembelajaran secara signifikan. Personalisasi pembelajaran adalah salah satu cara utama penggunaan AI dalam pendidikan. Pembelajaran yang dipersonalisasi merupakan sebuah bagian dari metode yang diciptakan untuk mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran, preferensi, dan keterampilan khusus setiap mahasiswa. Kemampuan AI untuk mempersonalisasi pembelajaran adalah salah satu keunggulan utama. AI memungkinkan penyesuaian materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa. Artinya kita bisa belajar dengan cara dan kecepatan kita sendiri. Selain itu, AI dapat memberikan masukan dengan cepat, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan dengan segera. AI juga memungkinkan dosen untuk menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajar dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi AI juga memungkinkan analisis data dalam jumlah besar untuk menemukan tren pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kurikulum. Selain itu, AI dilengkapi oleh berbagai fitur yang dapat dimanfaatkan demi kemudahan baik bagi mahasiswa maupun dosen. Selain itu, AI dapat membantu menyederhanakan tugas administratif seperti penjadwalan kelas dan penilaian tugas, sehingga memberikan kebebasan bagi dosen untuk lebih berkonsentrasi pada pengajaran. Pembelajaran dapat dibuat lebih dinamis dan menarik dengan penggunaan alat seperti chatbot atau biasa disebut dengan istilah ChatGPT, sistem pembelajaran adaptif, tes otomatis, dan tutor virtual. Analisis data yang didukung AI membantu universitas dalam menemukan pola dan tren yang dapat digunakan untuk meningkatkan kurikulum dan strategi pengajaran mereka. Secara keseluruhan, kecerdasan buatan (AI) memberikan banyak peluang untuk meningkatkan standar dan aksesibilitas pendidikan, menjamin bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan potensi penuh mereka dalam lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan terbuka.

Di era disrupsi, pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) oleh dosen untuk menyikapi cepatnya perubahan di dunia pendidikan tinggi merupakan sebuah langkah kreatif yang menawarkan sejumlah keuntungan. AI menjadi semakin penting dalam pendidikan tinggi karena dapat menjadi cara untuk mengatasi tantangan seperti kebutuhan untuk menyesuaikan perkuliahan dan kebutuhan untuk menghasilkan lulusan yang cakap dalam lingkungan yang terus berkembang. Salah satu inovasi yang banyak menciptakan peluang di masa disrupsi adalah pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) oleh dosen untuk mengatasi kendala-kendala dalam pendidikan tinggi, seperti perubahan cepat yang terjadi, AI berperan penting dalam kebutuhan perkuliahan yang dipersonalisasi dan menghasilkan lulusan yang cakap dalam lingkungan yang terus berubah. Kapasitas AI untuk mempersonalisasi dalam perkuliahan adalah salah satu keunggulan utamanya. AI dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan standar pendidikan dan menjamin bahwa setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka dalam lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan terbuka jika digunakan dengan benar.

Namun, ada beberapa masalah moral dengan penggunaan AI dalam pendidikan. Keamanan dan privasi data sangat penting karena data mahasiswa yang dikumpulkan oleh sistem AI harus dilindungi. Selain itu, ketergantungan pada teknologi dapat mengancam nilai-nilai tradisional dalam dunia pendidikan dan mengurangi interaksi antar manusia. Apabila mahasiswa tidak memiliki akses pada teknologi AI, hal tersebut juga dapat menyebabkan ketertinggalan dalam akses digital. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang lebih matang sebelum memasukkan AI ke dalam dunia pendidikan untuk memastikan bahwa manfaatnya tidak mengganggu kesetaraan, kesempatan belajar, dan keterlibatan manusia. Adapula sejumlah masalah etika lainnya yang masih berkaitan dengan AI dalam dunia pendidikan, ada kekhawatiran bahwa seiring kemajuan teknologi AI, mahasiswa mungkin mempertimbangkan untuk menyalahgunakannya dengan cara tertentu, seperti menggunakannya untuk menyelesaikan tugas-tugas atau soal ujian. Hal ini mungkin membedakan bantuan yang dapat diterima dan kualitas akademik, sehingga sangat penting untuk menetapkan aturan yang jelas dalam menggunakan AI pada lingkungan akademik. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab, diperlukan perhatian khusus pada aspek etika. AI seharusnya harus dimanfaatkan untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Peraturan yang jelas seputar penggunaan AI dan sanksi atas pelanggaran ketidakjujuran akademik harus diterapkan di pergurua  tinggi. Akan tetapi dalam menerapkan sanksi, baik dosen maupun perguruan tinggi harus mempertimbangkan dengan lebih bijak dan rasional.

AI dalam pendidikan sering kali memerlukan pengumpulan informasi pribadi tentang siswa. Memastikan bahwa data ini dijaga dengan baik dan digunakan secara khusus untuk tujuan yang sah sangatlah penting. Data pribadi harus dilindungi oleh kebijakan privasi yang ketat. Kemudian, teknologi AI harus dapat diakses secara merata oleh semua mahasiswa. Untuk menjamin tidak ada mahasiswa yang tertinggal akibat penyelarasan digital, universitas harus menyediakan infrastruktur, fasilitas, dan pelatihan yang diperlukan. Transparansi harus dijaga saat menggunakan AI. Informasi yang jelas tentang penggunaan AI, data yang dikumpulkan, dan tujuan penggunaan data tersebut harus diberikan kepada dosen, staf, dan mahasiswa. Meskipun AI memiliki banyak kegunaan, pengawasan manusia tetap penting. Untuk menjamin pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab, maka dosen atau tenaga pengajar harus memegang keputusan akhir dalam proses pembelajaran dan penilaian. Mahasiswa maupun dosen di perguruan tinggi harus menerima instruksi tentang etika penggunaan teknologi AI. Hal ini memerlukan kesadaran akan keuntungan dan kerugian penggunaan AI serta mengetahui cara memanfaatkannya secara bertanggung jawab dan bermoral. Institusi perguruan tinggi dapat memaksimalkan manfaat teknologi AI dengan menjaga kesetaraan, privasi, dan integritas akademik dengan menerapkan pedoman etika ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun