Mohon tunggu...
Anipah
Anipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Inovasi Baru! UMKM Giesa Kerupuk Wortel Menjadi Alternatif untuk Anak yang Sulit Makan Sayur

22 Agustus 2021   10:47 Diperbarui: 22 Agustus 2021   22:27 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Giesa" kerupuk wortel merupakan sebuah produk UMKM yang berada di Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Desa Nagrak Selatan tepatnya di Nagrak Tengah RT 04/03. UMKM Giesa ini dikelola oleh Ibu Yunita Sri Rahayu sejak tahun 2018. 

Kekreatifan yang dimiliki oleh bu Yunita ini mengantarkan beliau untuk membangun usaha. Yang dimana ide awal muncul karena sang anak yang tidak menyukai sayuran, yang akhirnya dibuatkan alternatif dengan mengolahnya menjadi kerupuk.

Kerupuk Wortel Khas Sukabumi ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh, karena wortel sendiri mengandung vitamin A dan vitamin C yang tinggi dan juga kandungan beta karoten yang merupakan prekusor vitamin A. Dengan kandungan vitamin A yang tinggi, membuat kerupuk wortel sangat baik bagi  kesehatan mata.

dokpri
dokpri

Usaha yang dijalankan beliau ini dirintis dari bawah, dari mulai menjajakan produk ini ke warung-warung, ditawarkan kerumah-rumah, serta sang anak yang membantu menjajakan produk sang ibu ke sekolah hingga guru-gurunya dan orangtua murid mulai tertarik membeli produk tersebut. 

Pihak Kecamatan Nagrak dan Desa Nagrak Selatan pun akhirnya mengetahui dan mengunjungi UMKM Geisa ini. Dari sana mulailah bekerjasama dengan mengikuti bazar-bazar yang diselemggarakan oleh Desa Nagrak Selatan juga bazar-bazar lainnya. Dari proses yang telah dilewati tersebut, akhirnya produk ini mulai dikenal oleh masyarakat hingga masuk ke pasar swalayan.

Dalam menjalankan sebuah usaha tidaklah selalu berjalan dengan mulus.Banyak hambatan yang harus dihadapi, salah satunya dalam proses produksi. Dimana dalam proses produksi ini tempatnya masih menyatu dengan rumah.Hambatan kedua, mengingat kondisi saat ini dalam masa pandemi covid-19, proses pemasaran pun menjadi terhambat. 

Omzet pun menjadi menurun. Dimana sebelum pandemi covid-19 bahan baku yang digunakan sekali produksi bisa mencapai 1 karung dan bisa mencapai hingga 700 psc sekali produksi, sedangkan sekarang sekali produksi hanya beberapa kilogram saja.

Untuk harapan kedepannnya, UMKM Giesa ingin membuka ruko sendiri dengan dapur produksi yang terpisah dengan rumah supaya saat dalam proses produksi tidak menganggu kegiatan dirumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun