Mohon tunggu...
anin tw
anin tw Mohon Tunggu... Duta Besar - Pelajar

i'm just living my goals

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yuk, Simak Kisah Haru Perlawanan dan Kehilangan di Era Reformasi pada Novel Laut Bercerita

10 Oktober 2024   16:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggilan bagi pembaca yang menyukai cerita fiksi historis nih! Berlatar belakang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, Laut Bercerita adalah bacaan yang sangat cocok untuk direkomendasikan. Novel ini tidak hanya memberikan gambaran realistis tentang kelamnya politik di masa Orde Baru, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang hilang dalam sejarah. 

Laut Bercerita adalah sebuah novel penuh emosi, karya Leila S. Chudori. Berlatar peristiwa Reformasi Indonesia tahun 1998, novel ini mengangkat kisah para aktivis mahasiswa yang berjuang melawan rezim otoriter Orde Baru, sambil menggambarkan kekejaman politik yang mereka hadapi serta dampak mendalam terhadap keluarga yang ditinggalkan.

cr. pinterest
cr. pinterest

Cerita ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menyoroti Biru Laut, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Yogyakarta yang aktif dalam organisasi perlawanan. Laut, bersama teman-temannya, diculik dan disiksa oleh aparat karena aktivitas politik mereka yang dianggap membahayakan pemerintah. Penggambaran penyiksaan yang sadis, seperti pemukulan, setrum, hingga digantung terbalik, menjadi salah satu bagian paling menegangkan dalam novel ini. 

Leila S. Chudori dengan piawai meramu kisah ini, memperlihatkan tidak hanya perjuangan Laut sebagai seorang aktivis, tetapi juga sisi kemanusiaannya sebagai seorang anak dan kakak. Hubungan Laut dengan keluarganya, khususnya dengan adik perempuannya, Asmara Jati, menambah dimensi emosional yang mendalam pada novel ini. 

"Matilah engkau mati

Kau akan lahir berkali...."

Kalimat itu menggema dalam benak Laut, seolah menjadi mantra yang mengingatkannya bahwa meski tubuhnya bisa dihancurkan, semangat perjuangannya akan terus hidup. Setiap penderitaan yang ia alami hanyalah bagian dari siklus yang tak pernah berakhir, di mana keadilan dan kebenaran pada akhirnya akan terlahir kembali, meskipun harus melewati kematian berulang kali. 

cr. pinterest
cr. pinterest

Pada bagian kedua, sudut pandang berpindah ke Asmara Jati yang berusaha mencari kebenaran atas hilangnya kakaknya dua tahun lalu. Keluarganya terus berjuang mencari jawaban dan mendirikan lembaga untuk menangani kasus penghilangan paksa, dengan harapan orang seperti Laut tidak dilupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun