Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami krisis identitas. Dalam usaha mencari jati diri mereka, beberapa remaja mungkin tergoda untuk mencari solusi instan dan salah satunya adalah dengan terlibat dalam perilaku gangsterisme. Namun, mengapa gangsterisme seharusnya tidak dijadikan jalan keluar yang tepat?.Â
Gangsterisme, sebagai bentuk perilaku yang melibatkan tindakan kekerasan, perampokan, penipuan, dan pelanggaran hukum lainnya, tidak hanya merugikan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga membawa konsekuensi negatif yang serius bagi remaja yang terlibat di dalamnya. Terlibat dalam kegiatan gangsterisme meningkatkan risiko remaja untuk terlibat dalam konflik fisik dan kekerasan. Tindakan kekerasan tersebut tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga dapat membahayakan diri sendiri. Selain itu, remaja gangster juga seringkali terlibat dalam pergaulan yang berisiko, seperti penggunaan narkoba dan senjata,baik senjata tajam maupun senjata api.
Selain itu,kegiatan Gangsterisme juga memiliki dampak negatif terlebih jika remaja yang terlibat masih aktif dalam instansi pendidikan yang dijalani,kegiatan melanggar hukum seperti melakukan kekerasan di lingkup umum juga bisa membuat fokus teralihkan untuk belajar.bahkan bukan tak mungkin mereka juga akan mendapat ancaman hukuman pidana atas tindakan ilegal yang mereka lakukan.pendidikan yang harusnya bisa mereka tempuh untuk menatap peluang masa depan justru akan dipersulit oleh rekam jejak kriminal jangka panjang pada kehidupan mereka.Â
Menurut WHO (World Health Organization) seseorang bisa dikategorikan remaja ketika rentang umurnya dari 12-24 tahun.bukan tidak mungkin kesehatan psikis dan emosional remaja terganggu, Terganggunya kondisi emosional dan kesehatan psikis remaja merupakan bentuk konsekuensi berat yang akan diterima apabila Terlibat dalam kegiatan gangsterisme, Mereka mungkin mengalami tekanan psikologis, rasa bersalah, dan kecemasan yang berkelanjutan. Selain itu, pergaulan dengan individu yang memiliki perilaku antisosial dapat memperburuk kondisi emosional mereka.Â
Gangsterisme merupakan siklus kekerasan yang terus berlanjut. Remaja yang terlibat dalam kegiatan ini mungkin menjadi korban atau pelaku kekerasan yang lebih lanjut. Mereka dapat terjebak dalam lingkaran negatif yang sulit untuk ditinggalkan, mengorbankan masa depan mereka yang lebih baik. Mencari jalan keluar yang tepat dari krisis identitas remaja adalah penting, tetapi gangsterisme bukanlah solusi yang benar. Sebagai alternatif, penting bagi remaja untuk mencari dukungan dari keluarga & teman, yang dapat membantu mereka memahami dan menerima diri mereka sendiri. Terlibat dalam kegiatan yang positif juga dapat membantu membangun identitas yang sehat dan memperluas lingkaran pergaulan yang positif.Â
Dalam menghadapi krisis identitas, remaja harus disadarkan akan konsekuensi yang serius dari terlibat dalam gangsterisme. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan dan dukungan kepada remaja, serta membangun lingkungan yang aman dan inklusif di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hanya dengan cara ini, remaja dapat menemukan jalan keluar yang benar dan membangun identitas yang positif serta masa depan yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H