Mohon tunggu...
ANINDYA RISTA PUTRI LARASATI
ANINDYA RISTA PUTRI LARASATI Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota - Universitas Jember

191910501045

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian di Tengah Permukiman

22 Maret 2021   09:38 Diperbarui: 22 Maret 2021   10:20 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kabupaten sidoarjo merupakan kabupaten yang termasuk dalam kawasan metropolitan Surabaya Raya, bersama dengan kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo menjadi penyangga utama dari Kota Surabaya pada kawasan gerbangkartasusila. Karena letaknya yang berdekatan dengan kota suarabaya menjadikan kabupaten sidoarjo mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan banyaknya potensi yang ada pada kabupaten sidoarjo. 

Kabupaten sidoarjo memiliki slogan yaitu Pertanian Maju, Andalan Industri, Bersih, Rapi, Serasi, Hijau, Sehat, Indah dan Nyaman artinya Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pertanian yang subur sebagai lumbung pangan, mempertahankan pertanian yang maju agar bisa swasembada pangan dengan cara identifikasi pertanian dan menggunakan mekanisasi teknologi tepat guna, di samping itu mendorong perkembangan industri yang semakin meningkat, maka kedua hal ini harus berkembang secara serasi.

Dengan adanya hubungan dengan kota Surabaya yang menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan Kabupaten Sidoarjo berkembang pesat, terjadi banyak pembangunan pada kabupaten Sidoarjo. Sangat banyak jumlah permukiman yang setiap tahunnya jumlahnya terus bertambah. Dengan posisi sidoarjo yang strategis dengan upah pekerja yang tergolong tinggi yang didukung juga dengan berdekatannya dengan Kota Surabaya maka menyebabkan pertumbuhan penduduk semakin tinggi. 

Karena Surabaya yang menjadi pusat maka dapat diketahui harga lahan jauh lebih tinggi dibandingkan pada kabupaten sidoarjo maka banyak pekerja yang bekerja pada kota Surabaya namun memilih untuk membeli rumah dan tinggal pada kabupaten sidoarjo dengan perimbangan harga yang lebih terjangkau dibandingkan pada kota Surabaya, maka dengan banyaknya permintaan permukiman maka tentu saja akan mengurangi jumlah lahan terbuka.

Dengan kondisi seperti itu menyebabkan jumlah lahan semakin tahun semakin berkurang, dan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan perumahan mulai tersendat karena terdapat kendala yaitu sulit mencari lahan, maka pemerintah perlu melakukan tindakan dalam pemanfaatan guna lahan. Dengan kondisi wilayah studi kasus yang saya ambil yaitu dengan kondisi kawasan yang merupakan kawasan padat permukiman yang banyak terdapat perumahan serta perdagangan dan jasa sebagai penunjang permukiman yang dimana sangat minim sekali jumlah lahan pertanian nya dibandingkan dengan jumlah permukiman, dan dengan kondisi seperti itu pula membuat pertanian pada kawasan tersebut kurang terangkat.

Pertanian ditengah permukiman merupakan suatu cara mempertahankan jumlah guna lahan pertanian dan memberikan space atau ruang sesuai dengan arahan yaitu dengan minimal ruang terbuka hijau sebesar 30%. Namun pada kondisinya dikarenakan pertanian berada ditengah tengah lahan permukiman yang diapit oleh banyak bangunan yang menyebabkan masih kurang baiknya perairan guna pertanian seperti disaat musim penghujan karena pertanian ini dikelilingi oleh bangunan menyebabkan air yang ada pada sawah tidak dapat terserap maksimal dan jika sudah berlebih tidak dapat mengalir pada aliran air yang menyebabkan sering terjadi sawah tergenang oleh banyaknya air. 

Namun sebenarnya jika pengelolaan lahan pertanian maupun lahan terbangun dapat dikelola dengan baik maka pertanian tersebut dapat menjadi potensi yang baik karena pada kawasan studi kasus didukung dengan adanya pusat perdagangan agrobisnis yaitu Puspa Agro yang merupakan pusat perdagangan agrobisnis terbesar ke 2 se Asia Tenggara, setelah Thailand. Maka jika dilihat dari lokasinya sangat stategis karena berdekatan dengan tempat distribusi dan berdekatan pula dengan pihak konsumen maka tidak perlu banyak pengeluaran dalam biaya transportasi. Dengan minimnya biaya transportasi maka dapat menekan biaya penjualan yang dimana jika harga jual bahan baku rendah maka untuk dapat membuka industri dapat memungkinkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun