Program kampus mengajar adalah salah satu program merdeka belajar kampus merdeka dari kemendikbudristek yang mana, melalui program ini mahasiswa yang masih aktif kuliah secara berkelompok dikirim ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk mengembangkan kompetensi serta kreativitas melalui kolaborasi dengan guru untuk menjadi agen perubahan dalam membantu meningkatkan literasi dan numerasi siswa-siswi di sekolah penugasan.
Awal penugasan mahasiswa melaksanakan Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS) di sekolah penugasan SMPN 2 Ambulu, mahasiswa bersama Bapak Kepala sekolah, guru pamong, bapak ibu guru serta dosen pembimbing lapangan berkumpul bersama untuk membahas Rencana Aksi Kolaborasi (RAK), kemudian RAK tersebut didiskusikan bersama sampai pada akhirnya disetujui dan ditandatangani oleh kepala sekolah, dosen pembimbing lapangan, serta guru pamong. FKKS ini mempunyai tujuan agar bapak ibu guru mengetahui program kerja mahasiswa selama 4 bulan, dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa-siswi di sekolah penugasan.
Hasil dari FKKS tersebut mahasiswa membuat 11 program kerja dimana salah satunya yaitu membuat media pembelajaran ular tangga (skanes and ladders) literasi dan numerasi. Jadi pada pembelajaran ini kami membuat permainan ular tangga, dimana didalam permainan tersebut berisikan soal-soal literasi, numerasi dengan materi yang telah diajarkan bapak/ibu guru serta tantangan-tantangan yang lain seperti menyebutkan presiden RI, menyanyikan lagu daerah, membuat pantun, lari kecil, skot jump, dll.
Pada tanggal (7/5/2024) mahasiswa melaksanakan pembelajaran ular tangga, mahasiswa yang terdiri dari tiga orang yang bernama Harum Kumala M, Anindya Oktaviona E, Reihan Alif Fadillah (koordinator permainan) membagi tugas masing-masing. Harum sebagai PDD, Anindya menyiapkan media pembelajaran, dan Reihan menjelaskan aturan dan cara bermain pada permainan ular tangga. Dalam permainan ini dibuat secara berkelompok, siswa kelas 8C dan 8J di SMPN 2 Ambulu dalam 1 kelas terdiri dari 6 kelompok, 3 kelompok putri dan 3 kelompok putra setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap kelompok menyiapkan kertas kosong untuk lembar jawaban, pada permainan ular tangga ini dibagi menjadi 2 kloter. Dimana 1 kloter terdiri dari 3 kelompok.
Kloter pertama dimulai, perwakilan kelompok maju kedepan untuk melemparkan dadu dan memainkan pion yang telah disediakan secara bergantian, kemudian jika siswa mendapatkan ambil kartu soal, maka siswa tersebut harus mengambil kartu soal yang telah disediakan kemudian mengerjakan soal tersebut bersama kelompoknya sampai selesai. Begitupun seterusnya dengan tantangan yang lain siswa-siswi harus menyelesaikan tantangannya bersama kelompoknya. Mahasiswa terus mendampingi siswa-siswi dalam memainkan ular tangga dan mengerjakan soal sampai selesai.
Media pembelajaran ular tangga dapat menjadikan pembelajaran yang interaktif karena dengan cara bermain ular tangga siswa-siswi dapat berinteraksi dan berdiskusi antar tim dan siswa dengan guru/mahasiswa. Dengan pembelajaran ular tangga ini dapat menjadikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja secara tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H