Mohon tunggu...
Anindya nabiella
Anindya nabiella Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiwa Universitas Airlangga

Membaca adalah prioritas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Literasi: Minat anak muda dalam lietrasi media platform twitter

14 Desember 2024   20:53 Diperbarui: 14 Desember 2024   22:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera setengah tiang (Sumber : @97NISAIURS ON twitter)

Membaca atau literasi memang sudah seharusnya di ajarkan dan dikembangkan sejak kecil karena dampak positif yang dibawakan dari membaca memanglah sangat banyak, tidak hanya membuat pintar membaca juga membuat kita menambah pengalaman walau tidak melakukannya secara langsung. Membaca juga sebagai wadah kita agar kita bisa menemukan jati diri dan juga memberikan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut UNESCO (2020) menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001%. Hal ini berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Hal ini berpotensi dalam perkembangan anak yang seharusnya sejak kecil dimiliki namun hilang dengan sekejap, hal yang seharusnya sebagai dasar pembelajaran di rumah seketika juga lenyap.

Sebenarnya anak muda saat ini tidak malas untuk membaca hanya saja minat dan keinginan membaca belum tergugah. Terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber literasi seperti perpustakaan, buku, dan media cetak merupakan salah satu faktor utama. Di daerah pedesaan dan di kalangan masyarakat kurang mampu, sumber literasi seringkali sulit dijangkau.

Terlebih lagi dengan adanya gadget atau penggunaan teknologi digital juga dapat memengaruhi minat membaca anak muda. Meskipun perkembangan teknologi telah meningkatkan aksesibilitas informasi, penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan terhadap media sosial dan hiburan digital dapat mengurangi minat membaca buku dan sumber literasi lainnya. Yang terakhir adalah budaya membaca itu sendiri.

Oleh karena itu selain pemerintah yang berusaha membangkitkan semangat anak-anak untuk membaca buku-buku agar lebih berpengalaman dan memiliki kemampuan dasar kita juga harus bisa membantu sedikit demi sedikit dan mengajak serta mengajarkan anak-anak agar bisa membaca lagi. Seperti yang dilakukan kaula muda agar bisa membangkitkan semangat literasi banyak sekali yang memodifikasi bacaan melalui platform twitter dengan bacaan yang menarik juga lebih mendidik kepada anak-anak.

Twitter menjadi platform media sosial yang banyak digandrungi anak muda. Tampilan yang sederhana dan persebaran informasi yang cepat menjadi alasan utama mereka betah berselancar di media sosial ini. Dari sini juga banyak anak muda yang memiliki kreatifitas bisa memodifikasi bacaan agar bisa disenangi lagi oleh kalangan anak muda, seperti halnya di bawah ini;

Dari kutipan tersebut dapat terlihat kata yang sangat asing bukan? kata yang disebut dengan Au atau "Alternate Universe". Alternate Universe (AU) merupakan salah satu jenis cerita fiksi yang sengaja dibuat oleh seorang penggemar. Namun, latar dan situasi yang berbeda dari kehidupan nyata sang tokoh atau idola digunakan sebagai gambaran ceritanya. Bukan hanya tempat atau dunianya saja, karakter yang digunakan juga berbeda dengan aslinya. Penulis menciptakan tokoh idolanya dengan latar belakang, nama, dan identitas yang sangat berbeda dengan kenyataan yang ada. 

Namun, saat ini, banyak AU yang mengangkat informasi-informasi yang memuat mengenai pengetahuan, seperti AU berjudul Elokaration Di Rumah Cendi yang mengangkat informasi dan sejarah kota Bengkulu, AU berjudul My Youth yang mengangkat kehidupan sosial mahasiswa FISIP di Universitas Indonesia, juga AU berjudul Housemate yang mengisahkan tentang sisi gelap Kampus yang melakukan Korupsi dengan mahasiswa yang menuntut keadilan. 

Dari sini kita bisa melihat bahwasannya literasi itu bisa dimana saja seperti halnya menuntut ilmu. Dengan adanya kesempatan ini para pemula yang ingin membiasakan diri membaca, Alternate Universe hadir sebagai langkah awal dalam membiasakan membaca. Dengan gaya bahasa yang lebih santai dan mirip percakapan sehari-hari, ditambah plot yang menarik dan aksesibilitas yang tinggi di era digital, alternate universe seringkali menjadi pilihan pertama menumbuhkan ketertarikan untuk terus membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun