Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) semakin serius mengembangkan bisnis bioetanol di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan dua kerja sama penting, yakni dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 5 September 2024.
Kerja sama dengan SGN melibatkan pembangunan pabrik bioetanol di Glenmore, Banyuwangi, yang memanfaatkan molase sebagai bahan baku. Pabrik ini akan berkapasitas 30.000 kiloliter per tahun. Sementara itu, kemitraan dengan Pemprov NTT berfokus pada pengembangan bioetanol di wilayah NTT, memanfaatkan lahan potensial untuk tanaman energi seperti jagung, tebu, dan singkong.
Menurut CEO Pertamina NRE, John Anis, kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat transisi energi nasional. "Kami optimis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif, baik bagi transisi energi maupun kesejahteraan masyarakat setempat," ujar John Anis.
Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan ketergantungan pada bahan bakar fosil melalui penggunaan bahan bakar nabati (BBN). Pertamina NRE berencana memproduksi bioetanol yang akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga.
Pj. Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, turut mendukung inisiatif ini. "Pengembangan bioetanol di NTT akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat lokal dan meningkatkan produktivitas pertanian," ujarnya.
Kerja sama Pertamina NRE dengan SGN dan Pemprov NTT menunjukkan langkah nyata dalam mempercepat pengembangan bioetanol di Indonesia. Inisiatif ini diharapkan mampu mendukung transisi energi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H