Mohon tunggu...
Anindya Dwi Apsari
Anindya Dwi Apsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa program studi hubungan internasional yang memiliki hobi menulis artikel dan jurnal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Islam Dalam Perspektif Mazhab

6 Juli 2024   21:41 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik Islam dalam berbagai mazhab memiliki variasi ajaran dan praktik yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa contoh mazhab politik Islam yang dianut oleh para politikus Muslim di Indonesia:

1.  Mazhab Ahlussunnah Waljama'ah
 Mahzab ini berpegang teguh pada sunah Nabi Muhammad dan tradisi para sahabat. Pengikutnya akan tetap loyal kepada kepala negara selama tidak diperintah untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan melengserkan kepala negara jika masih melakukan shalat bersama mereka atau tidak melakukan perbuatan kekafiran yang jelas.

2. Mazhab Muktazilah
  Mahzab ini berdasarkan ajaran Imam Ibn Taimiyah, yang menekankan amar makruf nahi mungkar (memerangi maksiat). Para politikus yang menganut mazhab ini akan berusaha memerangi pemimpin atau kepala negara jika mereka melakukan maksiat atau kezaliman. Mereka dapat menggunakan tiga cara: kudeta konstitusional, gerakan separatisme, atau gerakan terorisme[1].

3. Syiah
   Mahzab ini beranggapan bahwa hanya kelompoknya yang pantas untuk meneruskan posisi Nabi Muhammad. Sejarah konflik antara Syiah dan Sunni bermula ketika kelompok Syiah beranggapan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih sah menjadi khalifah, sedangkan Sunni memilih Abu Bakar as-Shiddiq.

4. Sunni
  Mahzab ini berpegang pada tradisi salah satu dari empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali). Istilah Sunni digunakan dalam konteks genealogi aliran-aliran politik Islam, dengan sejarah yang dimulai ketika ricuhnya perpolitikan yang mengatasnamakan Islam setelah wafat Nabi Muhammad.

Dalam berbagai konteks, politik Islam dalam berbagai mazhab dapat menimbulkan perselisihan dan konflik, terutama dalam sejarah konflik antara Syiah dan Sunni di Timur Tengah. Namun, ajaran-ajaran politik Islam juga dapat memberikan lapangan bagi kreativitas dan penciptaan hal-hal baru dalam berbagai aspek kehidupan bernegara yang berdasarkan syari'at Islam.

Citations:
[1] https://republika.co.id/amp/n7em4630/mazhab-politik-islam-indonesia
[2] https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/download/2592/pdf_43/10588
[3] https://hipm.umy.ac.id/mengulik-tentang-syiah-sunni-dalam-konstelasi-politik-timur-tengah/
[4] https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?id=3724&p=show_detail
[5] https://jurnalfsh.uinsa.ac.id/index.php/aldaulah/article/download/39/24/24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun