Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 24. Pemberi Harapan Palsu

11 Juli 2024   23:58 Diperbarui: 12 Juli 2024   00:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: [Instagram] William Singe

Seusai kuliah hari itu, Freya segera pergi bekerja karena waktunya sudah sore. Selama bekerja dia juga berfikir bahwa sebenarnya dia butuh belajar kelompok juga, karena dia ingin ada teman yang bisa mengoreksinya ketika dia salah. Selama ini Jessica tidak pernah mengoreksinya karena dia tidak mengerti apa-apa, jadi dia hanya menelan saja apa yang dikatakan Freya.

Sampai malam dia hanya melayani pelanggan, dia mengatasi rasa dredegan di hatinya dengan berfikir bahwa mungkin saja Will tidak akan ke sana. Mungkin saja dia lupa akan janjinya sendiri atau dia masih sangat kecapekan, atau dia ketiduran. Banyak hal yang membuat dia tidak memprioritaskan Freya hari ini. Dan Freya tidak menyalahkannya. Karena dia bukanlah siapa-siapa.

Jam kerjanya sudah tinggal 30 menit lagi dan dia akan bersiap-siap pulang. Fred mengizinkannya pulang awal karena menurutnya Freya agak sedikit lelah dan pucat.

Sebenarnya dia tidak sakit ataupun lelah, tapi karena dia sedang tidak nyaman saja. Dia mati-matian mengatasi rasa deg-degan jantungnya setiap kali dia mengantarkan orderan.

Jam sudah menunjukkan pukul 9, dan dia akhirnya pulang.

Okay, hari itu Will mengingkari janjinya. Dia tidak datang. Freya bukanlah prioritas baginya. Dan ini sudah menjawab keraguan Freya tentangnya selama ini. Mungkin Will memang tertarik padanya. Tapi sekali lagi Freya hanyalah sebutir pasir di lautannya. Lautan Will. Dan Freya bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan dengan orang-orang yang mengelilinginya, ataupun dengan urusan-urusannya. Freya menepuk jidatnya.

"Sadarlah... Dia adalah orang penting, Freya. Kamu bukan siapa-siapa... Ngapain kamu berharap lebih padanya untuk menepati janjinya?" Katanya sembari berjalan pulang ke asramanya. "Lebih baik tadi aku belajar sama Lee dan teman-teman."

Dan ketika dia memikirkan ini, HPnya berbunyi. Ternyata telfon dari Jessica. Kata yang keluar pertama darinya adalah bagaimana.

"Dia gak datang. Aku sekarang sudah pulang."

Dan Jessica di seberang meneriakkan kata-kata makian seperti cowok kurang ajar dan apa maksudnya mengatakan janji palsu seperti itu. Namun Freya tidak benar-benar memperhatikan.

"Sudahlah Jess... Memang aku bukanlah prioritas baginya. Aku gak kaget kok. Sekarang hatiku sudah enteng. Aku sudah tau apa maksud dia." Dan Freya menutup telfonnya. Dia tidak ingin membicarakan ini lebih lanjut. Dan sesampainya di asrama yang diinginkannya hanyalah tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun