Mohon tunggu...
Anindya Citra
Anindya Citra Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma Rakyat Biasa

Hanya seseorang yang senang membaca dan menulis, dan (kadang-kadang) berkhayal.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Summer Vibes Episode 16. Hidup yang Hebat

17 Juni 2024   00:52 Diperbarui: 19 Juni 2024   12:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: wheninmanila.com

Jessica akhirnya berkata setelah menonton semua video itu.

"Hidup yang hebat. Dia hebat sekali. Bisa menjadi terkenal seperti itu. Aku nggak seberapa ngefans sih dulunya. Karena dia sering kolaborasi dengan rapper. Dan aku nggak suka lagu Rap. Tapi ternyata dia bisa menyanyikan lagu apapun." Kata Jessica.

Freya masih banyak memikirkan tentang Will. Dia masih menatap laptopnya. Menerawang.

"Kalau kamu jadi kenalan sama dia, kamu suruh dia nyanyi yang lain ya Freya. Jangan melulu lagu Hip Hop dan Rap. Bilangin kalau dia nyanyi aliran musik lain juga enak kok." Kata Jessica sok serius sambil menekap tangan Freya. Freya melepas tangan Jessica.

"Kamu ngomong apa sih? Mana mungkin Will masih mengingatku?" Freya menunduk. "Aku semakin takut jika tau dia seperti ini Jess. Aku bukan siapa-siapa. Aku nggak pantas menjadi siapa-siapa baginya. Bahkan sebagai seorang kenalannya sekalipun." Freya panik lagi.

"Haduh... Kamu ini. Kan bukan kamu yang nyari-nyari dia. Jadi santai sajalah." Kata Jessica habis sabar. "Gini aja, tunggu sampai dia pulang dari Amerika. Kita lihat apakah dia masih ingat padamu. Jika iya, kesepakatan kita, kamu harus mau kenalan lebih lanjut sama dia. Jika nggak, ya kita anggap aja dia sombong dan nggak mau kenalan lagi dengan kita." Senyum Jessica.

Freya menghembuskan nafas panjang.

"Dia nggak mau kenalan dengan kita juga nggak masalah bagiku Jess. Itu hak dia." Kata Freya putus asa. Sekarang yang ada dipikirannya malah justru ketidak beraniannya untuk bertemu dengan Will.

Ketika Jessica akan berkata penyangkalan, bel pelajaran berikutnya berdering, dan hasilnya mereka tidak mengerjakan tugas apapun waktu itu gara-gara kepo semua tentang Will.

"Tuh kan gara-gara kamu ngajak ngomongin Will, kita jadi nggak ngerjain tugas." Serang Freya.

"Santai aja lah Freya, tugas ini kan masih dikumpulkan minggu depan." Dan mereka berjalan kembali ke kelas.

Sisa kuliah sore itu pikiran Freya kacau akan kenyataan tentang Will. Dia masih berpendapat untuk apa Will rela mengenalnya sampai sejauh itu? Freya bukanlah orang penting yang harus dikenal, sampai Will harus ke asrama karena tidak menemuinya di tempat kerja. Niatnya sangat aneh.

Apakah sebetulnya dia masih menyimpan dendam karena dua kali ditubruk Freya? Jika begitu kenyataannya, dia harus minta maaf lagi. Harus yang lebih pasti dan tulus biar Will nggak mengganggunya lagi. Tapi jika dipikir-pikir, jika gangguannya ganteng dan keren, boleh juga sih...

"Ah... Apaan sih Fre. Nggak mungkin banget kamu ini." Pikirnya.

Tidak terasa dia sudah mengakhiri kelasnya dan berjalan ke kafe Fred. Dia biasanya pulang ke asrama dulu baru pergi bekerja, karena jam kerjanya jam 5 sampai jam 9 malam. Tapi kali itu dia memilih berangkat ke kafe lebih awal. Hanya untuk menyapa Fred.

Sesampainya di kafe, Fred kaget karena Freya sudah datang setengah jam lebih awal. Tapi raut muka Freya agak sedikit tertekan, dan Fred tau tentang apa.

"Are you okay?" Hanya itu pertanyaan Fred. Padahal yang niat menyapa dulu adalah Freya. Tapi bibirnya sudah kelu duluan.

"Emmm... I... I... I am... Okay" Kata Freya terbata-bata.

Fred tersenyum.

"Aku tau. Pasti kamu memikirkan kata-kataku semalam. Aku berpendapat jika kamu orang pintar dan tidak begitu saja menyepelekan hal ini. Jadi... Kamu sudah tau semuanya?" Tanya Fred. Dan dengan berat Freya mengangguk. Fred tampak memilih kata-kata.

"Maafkan aku, aku nggak bilang langsung padamu. Aku nggak ingin kau anggap aku mengada-ada atau melebih-lebihkan. Aku ingin kamu mengetahuinya sendiri." Kata Fred.

Freya masih tidak tau apa yang akan akan dikatakannya. Atau lebih tepatnya sangat banyak yang ingin dia katakan.

"Jadi sekarang kamu sudah tau sendiri? Kamu jadi percaya dia siapa kan? Yah... Memang nggak semua orang ngecek Youtube. Aku sendiri juga nggak terlalu mengikuti musik kekinian. Aku mendengarkan musik sambil lalu, walaupun kafeku full musik. Dan Will bergerak secara indie, dia pengcover lagu. Pastinya jika kamu memutar lagu favoritmu di Youtube, pastinya kamu memutar lagu aslinya. Bukan lagu coveran. Yah... Begitulah kebanyakan orang. Namun sebagian besar orang Australia mengenalnya, karena dia termasuk Youtuber sukses dan dia bisa keliling dunia karena keberhasilannya itu."

Freya hanya mendengarkan semua ini. Semuanya benar seperti yang diketahuinya.

"Will nggak keberatan jika ada orang yang nggak mengenalnya. Karena dia bukan Justin Bieber yang dikenal hampir semua orang di dunia. Dia hanyalah seniman rendahan, kata dia. Ah... Aku masih ingat bagaimana mereka bertiga harus extended demi mengejar karir mereka sama-sama. Sampai tengah malam ngebut ngerjakan tugas akhir mereka di sini. Padahal besok mereka siding." Fred berpikir sambil menerawang.

"Mereka bertiga?" Tanya Freya.  Akhirnya dia bersuara.

"Yah... Will, Julian, dan Ricky. Mereka sama-sama Jurusan Bisnis. Kamu tau kan Julian dan Ricky? Julian adalah manager Will. Sedangkan Ricky teknisi mereka. Mereka berteman sejak lama. Terutama Will dengan Julian. Mereka sudah seperti saudara."

Freya menerawang. Julian? Managernya yang banyak omong dan berambut keriting panjang itu? Dan Ricky sang teknisi? Dia nggak pernah melihat Ricky, hanya saja ketika pembukaan video Intro Tour mereka saja. Freya mengangguk-angguk.

"Belum pernah Will seperti ini. Dulu ketika di kampus, mereka bertiga selalu dikelilingi cewek-cewek. Julian karena bakatnya menarik perhatian hampir semua orang, Ricky karena keluarganya yang berada dan dia mahasiswa berprestasi di bidang fotografi. Sedangkan Will, Will adalah pentolan mereka, dia ganteng, berbakat, berkharisma, kaya, dan lain-lain. Idaman hampir setiap cewek di kampus. Tapi nggak ada satupun yang nyantol di hati mereka. Kadang-kadang ada yang bilang apakah mereka bertiga sebenarnya gay? Karena ke mana-mana selalu bersama. Hahaha... Kalau saja aku tau waktu itu apa tujuan mereka, aku akan biarkan kafe ini buka untuk mereka 24x7. Hahaha..." Tawa Fred. Dan Freya ikut tertawa.

Kenapa Fred menceritakan ini semua? Dia masih melanjutkan ceritanya.

"Inilah yang mereka inginkan. Mereka ingin berkarya. Mereka ingin dikenang. Karena kebetulan sekali mereka agak nggak passion di bidang kuliah mereka. Jadi ya beginilah... Sukses mereka, mereka sendiri yang menentukan." Kata Fred.

Freya hanya manggut-manggut dan nggak sempat berkata apa-apa. Dia hanya tersenyum. Fred keluar dari meja konter dan mendekatinya.

"Will orang yang baik. Dia ingin mengenalmu. Dia ingin dikenal sebagai 'Just Will'. Maka dari itu aku nggak ingin memberitaumu siapa dia. Biar kamu sendiri yang tau dia siapa. Aku yakin kamu bisa bertindak seperti apa dalam hal seperti ini." Freya nggak ngerti ke mana arah pembicaraan Fred.

"Wh... What??? Bertindak apa memangnya?" Tanya Freya. Namun Fred hanya tersenyum. Lalu dia kembali ke meja konternya dan berkutat dengan bill-billnya lagi. Freya hanya tertegun selama beberapa saat dan kemudian dia ke dapur untuk bekerja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun