Mohon tunggu...
Anindya Arfiani
Anindya Arfiani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Anindya Septiana Arfiani, Ilmu Komunikasi C 2011 :D mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yk -- follow me @anindyaarfiani :D

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dedemit Merapi

31 Desember 2012   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:45 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata dedemit mungkin akan sangat menakutkan bagi sebagian orang, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kita manusia yang hidup didunia berdampingan dengan mahluk halus yang hidup di dunia lain. Dedemit identik dengan tempat tempat angker, bahkan menurut Buku “Dialog dengan Jin Muslim” Jin itu ada disekitar kita, di rumah-rumah, di bebatuan, di goa, di gunung dan tempat lainnya. Mereka pun sama seperti manusia, mereka membentuk keluarga, beranak pinak dan sangat sering berinteraksi dengan manusia.

Gunung Merapi adalah salah satu tempat yang dipercaya oleh masyarakat sekitar memiliki Keraton Mahluk Halus Merapi. Dikutip dari Buku “Merapi dan orang jawa (persepsi dan kepercayaannya)” Penduduk Wukirsari, Korijaya dan Kawastu yang menempati lereng-lereng Gunung Merapi membagi penghuni Merapi menjadi tiga golongan besar yaitu:

1.Leluhur

Leluhur adalah roh semua orang yang telah meninggal. Segera setelah orang meninggal, rohnya akan berubah menjadi mahluk halus yang melayang-layang diaatas rumahnya. Empat puluh hari setelah kemaatian, rohnya melayang menjauhi rumah. Semakin lama melayang semakin menjauh. Roh yang semasa hidunya berkelakuan baik kemudian akan menetap di Keraton Merapi dan akan menjaga keselamatan anak cucunya yang masih hidup. Pada saat yang telah digariskan Tuhan atau saat kiamat, roh tersebut akan naik ke surga. Dalam kepercayaan ini, Keraton Merapi dan Laut Selatan dipercayai sebagai surga perantauan. Orang yang semasa hidupnya banyak berbuat kejahatan dan merugikan sesama, rohnya tidak diperbolehkan tinggal di Keraton Merapi dan akan melayang-laayaang terus tanpa tujuan. Roh itu menempati batu, batu, pohon, sungai dan tempat-tempat lainnya. Roh semacam ini digolongkan sebagai lelembut yang jahat, merusak, menganggu dan dapat membuat kesurupan, seperti apa yang diterangkan Mbah Amot, penduduk tertua di Kawastu yang berumur lebih dari seratus tahun.

Roh leluhur, terutama yang semasa hidupnya mempunyai staatus tinggi seperti cikal-bakal desa, abdi dalem, para wali dan roh orang-orang besar, seringkali menampakan diri dalam mimpi untuk menolong atau memberitahukan letusan Merapi mendatang dan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Roh leluhur pun seringkali disebut pepundhen.

2.Dhanhyang

Sebutan ini ditujukan untuk mahluk halus yang menempati dan menguasai tempat-tempat tertentu, seperti jurang, sungai, mata air dll. Mahluk ini bersifat baik, suka menolong dan mau bersahabat dengan manusia. Dhanhyang diberi nama sesuai dengan nama daerah yang ditempatinya, misalnya Dhanhyang Hutan Pijen disebut Dhanhyang Pijen, Dhanhyang desa Wukirsari dissebut Dhanhyang Wukirsari dll. Dhanhyang disebut juga bahureksa.

Dhanhyang tidak berasal dari roh manusia, ada dua versi mengenai asal-usulnya. Versi pertama mengatakan mahluk ini ada sejak dunia diciptakan dan berasal dari jin yang telah mengakui adanya Tuhan atau jin ngiman. Mahluk ini berwujud sinar putih, hitam, hijau, kuning dan merah. Versi kedua mengatakan dhanhyang berasal dari wahyu anugerah Tuhan sejak dunia diciptakanNya dan berwujud sinar degan variasi warna-warna bertumpuk-tumpuk diatas suatu daerah.

3.Lelembut

Lelembut adalah jenis mahluk halus yang terendah derajatnya. Ada dua versi mengenai asal-usul lelembut ini. Yang pertama dia ada sejak dunia diciptakan, yang kedua dia berasal dari roh manusia yang semasa hidupnya berbuat jahat. Lelembut seringkali menunjukandirinya atau membuat suara-suara yang menakutkan sehingga sering disebut memedi.

Jenis lelembut yang dikenal penduduk lereng Utara dan Selatan Merapi adalah:

Banaspati. Lelembut ini berbentuk bola api yang muncul dari tanah yang retak tiba-tiba. Bola ini kemudian membesar dan membentuk ular berkepala manusia yang menjulurkan lidah api untuk menghisap tubuh manusia kedalam bumi. Mahluk jenis ini ada ditempat angker atau sepi seperti di pekuburan, hutan, jurang, sungai dan sebagainya.

Jin. Mahluk ini berasal dari unsur panas dengan warna bermacam-macam seperti merah, hijau, putih, hitam dan sebagainya. Ada jin yang beriman dan adapula jin yang belum mengenal Tuhan. Selain tinggal ditempat sepi dan angker, jin juga tinggal di jembatan, masjid, sumber air dll.

Wewe. lelembut berkelamin wanita yang suka menculik ini memiliki buah dada besar menjulur kebawah hingga perut, berambut panjang terurai tidak teratur, dan mengenakan kain panjang sebatas perut. Seperti jin lelembut ini dapat memba (menjelma) untuk mengelabui orang yang diculiknya.

Genderuwo. mahluk ini berkelamin lelaki, bertubuh hitam legam dan besar. Sedang kegemarannya adalah menggoda wanita yang sedang ditinggal suaminya bepergian. Ia dapat memba menjadi lelaki tampan ataupun suami untuk mengajaknya tidur bersama. Hubungan tersebut dapat membuahkan anak yang berparas buruk, berkulit hitam dan tidak memiliki lekukan diaatas bibirnya. Genderuwo tinggal di pohon randu baik yang ada di hutan maupun di desa.

Peri. Lelembut ini berkelamin wanita, berparas cantik, dan berbau harum mewangi, rambutnya panjang terurai menutupi punggungnya yang bolong dan berbau busuk. Mahluk ini juga disebut oleh masyarakat sekitar sundel bolong. Ia gemar menggoda lelaki hidung belang atau lelaki kesepian untuk mengadakan hubungan badan. Peri tinggal ditempat-tempat angker, baik didalam desa maupun diluar desa.

Jrangkong. Mahluk ini berasal dari roh manusia jahat. Ia berwujud kerangka manusia yang melayang-layang mengikuti orrang yang sedang berjalan, sambil mengeluarkan suara klithik-klithik karena tulang-tulangnya saling bersentuhan. Jrangkong tinggal dipekuburan, dihutan dan ditempat-tempat angker lainnya.

Wedon. Wedon berasal dari roh manusia mati yang tali ikatan kafannya tidak dilepaas. Ia berwujud mayat terbungkus kain kafan, disebut juga pocong dan bergerak meloncat-loncat. Tempat tinggal mahluk ini adalah pekuburan.

Buta. Mahluk bertubuh besar menakutkan ini tinggal didalam hutan. Makanan utamanya adalah daging mentah.

Thethekan. Mahluk ini tidak diketahui bentuk tubuhnya. Kegemarannya adalah menakut-nakuti manusia yang berada didaalam hutan pada malam hari. Disebut Thekthekan karena mahluk ini menakuti dengan mengeluarkan suara thek-thek.

Gundhul Pringis. Lelembut berasal dari roh manusia ini berwujud kepaala manusia yang bergerak menggelinding seperti bola. Menakut-nakuti manusia karena apabila terlihat manusia, mahluk ini akan menggelinding sambil meringis. Tinggal di pekuburan, tempat-tempat sepi dan angker.

Masih banyak jenis lelembut yang bersifat merusak dan menganggu, dikenal penduduk lereng selatan dan utara Merapi, baik yang berasal dari roh manusiaa jahat maupun yang tidak diketahui secara pasti asal-usulnya. Lelembut ini biasanya tidak dapat dideskripsikan secara jelas dan disebut demit, iblis atau setan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun