Mohon tunggu...
Aninditya Dpss
Aninditya Dpss Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UCIC Cirebon

Hi pemirsah, Tujuan blog ini dibuat karena aku suka sharing apapun disini, temen-temen bisa stay tune ya!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apakah berhasil terealisasikan dalam 100 hari kedepan?

24 Januari 2025   12:03 Diperbarui: 24 Januari 2025   12:13 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Channel Youtube Metro Tv (https://youtu.be/1ruXaxf2mcQ?si=YtdoDcx1zcxDcOhn).

Kompasiana---Makan Bergizi Gratis mulai resmi dilakukan pada senin (6/1) ini. Program ini diselenggarakan di 190 titik di 31 provinsi. Target penerima makan bergizi gratis ini terdiri dari balita hingga pelajar Sekolah Menengah Atas, yang jumlahnya akan terus meningkat hingga 15 juta pada akhir 2025 ini. Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Pak Probowo membahas makan bergizi gratis.

"Program makan bergizi kita berjalan, Alhamdulillah. Kita telah luncurkan tanggal 6 Januari yang lalu sampai sekarang berhasil melayani 650 ribu anak-anak kita di 31 Provinsi. Ini berkat kerja keras banyak pihak, pak kepala badan gizi, beserta jajarannya. Mendagri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Bapernas, Menteri Desa, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Sekolah, para Gubernur, Bupati tentunya Menteri keuangan. Program ini sasarannya 3 juta anak, bulan April-Agustus 2025 akan menuju 6 juta anak," ujar pidato pak Probowo dalam sidang cabinet paripurna.

"September kita harapkan 15 juta anak. Dan akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat mendapatkan makanan bergizi," tuturnya.
Banyak pihak penyelenggara dan orang-orang yang terlibat memiliki banyak harapan dalam program MBG ini. Dikarenakan sasaran program MBG ini meliputi balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi harian masyarakat. Terutama di kalangan anak-anak, dapat tercukupi dengan baik sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dengan adanya program ini, karena baru resmi diselenggarakan di sekolah. Harapan besarnya adalah anak-anak dapat memenuhi gizi hariannya dan memastikan semua siswa memiliki akses ke makanan sehat, terlepas dari status sosial ekonomi mereka.

Hari pertama diselenggarakan program MBG ini mendapatkan berbagai komentar dari berbagai kalangan. "Program ini cukup bagus, agar anak-anak bisa menjangkau gizi nya, dan orang tua tidak khawatir anaknya makan dan jajan apa di sekolah. Karenakan tidak semua jajanan itu higenis. Kecuali memang orang tua nya selalu membawakan bekal untuk anaknya," ujar salah satu masyarakat yang setuju akan program ini.

Bukan berarti program ini tidak memiliki kontra, bahkan lebih banyak kontra ketimbang pro. Dikarenakan, seharusnya pemerintah memfokuskan saja pembangunan daerah atau sarana yang sudah seharusnya diperbaiki. Banyak jalanan, dan akses yang kurang memadai. Kemudian mungkin pemerintah lebih mengedepankan program sekolah gratis, memfasilitasi anak-anak yang benar memiliki potensi akan tetapi kurang dalam perekonomian, terus memfokuskan sekolah yang ada di daerah plosok. Atau bisa juga memfokuskan kalangan bawah yang benar-benar harus dibantu, memfasilitaskan Kesehatan lebih mudah lagi agar tidak adanya kesenjangan pada saat pemeriksaan Kesehatan.


Berikut merupakan salah satu komentar siswa pada saat jam istirahat setelah menyantap Makan Bergizi Gratis itu. Ada yang merasa menu masakan hari itu rasanya aneh, kemudian kulit ayamnya keras, sayurnya yang hambar. Kemudian ada salah satu sekolah yang tidak memperbolehkan siswa nya untuk memotret menu makan siang tersebut. Karena, dikhawatirkan mereka akan mengunggahnya di media sosial. Kemudian, ada yang berkomentar pula bahwa tempat makan yang digunakan itu digilir secara bergantian sehingga, seperti tidak higenis jika tempat makan yang digunakan 'bekas' orang.

Anggaran yang tidak sedikit untuk menyelenggarakan program ini, Menteri koordinator bidang pangan Zulkifli Hasan menyebut anggaran program MBG ini sebesar Rp. 71 triliun hanya cukup sampai bulan Juni 2025.
"Sekarang Rp. 71 triliun sampai bulan Juni. Tapi, pak Prof. Dadan Hindayana lagi berusaha, bapak Menteri sedang berusaha lagi. Nah kalau ditambah Rp. 140 triliun bulan Juli, maka seluruh anak akan dapat makan, berarti Rp. 210 triliun," kata Zulhas pada rapat koordinasi terbatas bidang pangan provinsi Jatim, selasa (7/1).

Dengan demikian, anggaran yang sangat besar ini, program ini harus benar-benar dimaksimalkan, program ini sangat diharapakan agar generasi mendatang memiliki generasi yang sehat dan maju. Dan diperlukan system untuk mengevaluasi agar tidak ada pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kawal generasi emas untuk Indonesia yang lebih sehat, dan maju.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun