Selama menjalani perkuliahan di semester satu, Anindita Zhafirah Kurniawati seorang mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Diponegoro angkatan 2022, hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu yang kerjaannya kuliah pulang, kuliah pulang begitu seterusnya, layaknya mahasiswa baru pada umumnya. "Tetapi, jujur aja ya... Jadi mahasiswa kupu-kupu bukan berarti hidupku menjadi jauh lebih santai dibanding mahasiswa kura-kura (kuliah acara, kuliah acara)" ungkap Anindita.
"Menjalani keseharianku sebagai mahasiswa menjadi suatu tantangan baru buat aku. Once, aku pernah merasakan "Uncontrolled Anger" yang terkadang timbul saat aku terlalu lelah dan kesal pas ngerjain tugas dari dosen yang 'Brukk' kayak jatuh dari langit dan langsung nyerbu aku gitu aja, berbagai macam laprak, dan juga sempat mengalami ketidakcocokan dalam perkuliahan (lingkungannya, pembelajarannya, dan pertemanan) berhasil bikin aku berubah jadi orang yang moody banget", tuturnya.
Dosen memang memegang peranan penting bagi keberlangsungan mahasiswanya. Layaknya Anindita yang mendapat pencerahan dari sang dosen. "Dosenku di akhir semester satu lalu bilang kalo Mahasiswa itu berasal dari dua kata, yakni: 'Maha' yang berarti tinggi dan 'Siswa' yang berarti pelajar. Jadi kami ini adalah seorang pelajar yang paling tinggi levelnya. Jangan hanya jadi mahasiswa kupu-kupu saja ya, kata beliau".
Setelah mendengar nasehat dari sang dosen, Anindita merasa bahwa pintu hatinya terketuk, bahkan terdobrak. Apalagi dulu sewaktu SMA, Anindita dikenal aktif mengikuti berbagai perlombaan dan banyak juga yang memperoleh juara.Â
"Masa iya pas jadi MAHA-nya para siswa, aku malah jadi golongan mahasiswa kupu-kupu?", ujarnya. "Tapi di semester 1 sampai 2 ini aku ga mau ikut lomba-lomba dulu", lanjutnya menjelaskan.
Anindita pun tergerak untuk menjadi seorang mahasiswa yang aktif, karena Ia ingin memperbanyak pengalaman. Maka dari itu, sejak liburan pergantian semester 1 menuju 2 Anindita mulai searching, kira-kira hal-hal apa aja yang emang cocok buat Ia lakukan selama jadi mahasiswa, tetapi kuliah tetap nomor 1. Setelah membaca banyak artikel, akhirnya Anindita tertarik untuk menjadi BA (Brand Ambassador).
"Jadi BA itu benefitnya banyak banget, selain menambah relasi dan experience, kata temenku yang udah berpengalaman, kita sebagai BA juga bakal dibayar! Dapet duit! Iya duit... Siapa sih mahasiswa yang ga suka duit? Lumayan kan, bisa buat beli siomay depan bunderan UNDIP atau beli roti sisir enak nan murah meriah di kantin FPP", jelasnya.Â
Akhirnya Anindita mulai searching lagi, kira-kira ada recruitment BA apa dalam waktu dekat melalui sosial media yang Ia punya. "Jujur, banyak banget recruitment BA yang kesebar di sosmed. Kalo kalian mau, tinggal cari aja. Beneran banyak banget!!! Tapi ingat, kalian juga harus selektif dalam memilah ya! Pilih Brand yang emang udah pasti aman dan cocok buat kamu yang statusnya adalah seorang mahasiswa, bahkan dapet bonus untuk meningkatkan skills kamu", tuturnya. Setelah mencari beberapa hari, akhirnya Anindita menemukan informasi mengenai recruitment BA yang tepat untuk diikuti olehnya.
"Waktu itu aku nemuin info kalo KAMI Foundation lagi open recruitment Campus Ambassador (CA). Aku bener-bener exciting saat itu, karena selain aku emang punya keinginan jadi BA, aku juga ingin bergabung dengan mereka untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengenal lebih dalam keindahan alam Indonesia. Apalagi program ini didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga & Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Akhirnya aku coba daftar dan Alhamdulillah aku diterima, I'm so honored to become one of the KAMI Foundation's Campus Ambassador".
Setelah menjadi CA Kami Foundation, akhirnya Anindita dapat merasakan sendiri bagaimana kesibukan seorang mahasiswa, karena sebelumnya Ia hanya bisa melihat kakak tingkat dan beberapa temannya yang sibuk karena banyak acara. "Tapi aku senang, karena aku mendapat pelajaran baru terutama tentang 'Time management', gimana aku harus mengatur jadwalku sehari-hari untuk menjadi seorang hamba, anak, mahasiswa, anggota organisasi kampus, sekaligus CA yang baik". Â
Selain itu, Anindita juga menjelaskan bahwa sebagai  CA , Ia mendapatkan banyak sekali pelajaran baru terutama tentang ', di mana Ia jadi bisa mengatur jadwalnya sehari-hari untuk menjadi seorang hamba, anak, mahasiswa, anggota organisasi kampus, sekaligus CA yang baik. Anindita juga mengaku bahwa Ia mendapat progam-program mentoring yang bisa membantunya dalam 'Improve myself for being better me and the best version of myself', diantaranya seperti "How to manage project, Beating Burnout, & Self Acceptance".