Mohon tunggu...
ANINDITA RAHAYU
ANINDITA RAHAYU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas

Menulis, menuangkan ide, dibaca, memberi pesan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pacu Itiak Tradisi Unik Masyarakat Minang Payakumbuh Sumatera Barat

18 Juni 2022   15:32 Diperbarui: 18 Juni 2022   15:46 3510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Sumatera Barat merupakan sebuah provinsi di Pulau Sumatera yang menjadi asal dari masyarakat Minangkabau. Provinsi Sumatera Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya.

Sumatera Barat memiliki potensi alam yang melimpah, selain itu Sumatera Barat juga kaya akan tradisi dan kebudayaan yang melakat di masyarakatnya. Tentunya tradisi dan kebudayaan itu berbeda di setiap daerahnya. Salah satunya adalah tradisi Pacu Itiak yang dimiliki oleh masyarakat minang Payakumbuh di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Tradisi ini berawal dari kebiasaan para petani di Kanagarian Aur Kuning, Sicincin, dan Padang Panjang pada saat mengembala itik. Tradisi budaya tradisional yang syarat dengan filosofi ini, kini juga masuk dalam warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Tradisi pacu itiak ini sudah ada sejak tahun 1028, dengan tujuan awal dilakukan petani untuk menghalau hama.

Gerakan terbang melayang yang dilakukan itik-itik itu menjadi hiburan tersendiri bagi para petani. Kemudian, hal inilah yang menyebabkan tercetusnya ide untuk diadakannya lomba itiak terbang.

Para petani yang mengikuti Pacu Itiak ini, akan melatih itik terpilih secara khusus sekitar tiga hingga empat bulan sebelum pertandingan dimulai. Kemudian itik yang terpilih dipisahkan dari itik kebanyakan agar bisa dibentuk dan dilatih kemampuan terbangnya. Dalam proses tersebut itik dirawat dan dijaga kesehatannya agar memiliki stamina yang baik saat bertanding. Tidak jarang para petani juga menambahkan vitamin dan madu agar itik-itik tersebut siap untuk bertanding. Itik selalu dilatih dan dimandikan setiap harinya dengan tujuan agar badan dari itik ringan sehingga bisa terbang tinggi.

Dalam perlombaan pacu itik ini, ada beberapa jarak yang ditempuh, yaitu jarak 800 meter, 1.000 meter, 1.200 meter, dan 1.600 meter yang disebut boko. Ada dua jenis kategori lomba, yaitu sesuai batas garis dan terbang bebas.

Lomba pacu itik dalam kategori batas garis, itik tidak boleh terbang melewati batas garis yang ditentukan. Jika itik tersebut melewati batas garis maka itik akan terkualifikasi meskipun dengan terbang yang jauh. Untuk kategori terbang bebas, itik hanya perlu terbang sejauh mungkin, itik yang mendarat paling jauh dari garis start dinyatakan sebagai pemenang. Pacu itiak dilakukan dengan cara melemparkan itik agar itik tersebut terbang menuju garis finish.

Adapun batasan usia itik yang dapat mengikuti lomba tentunya tidak sembarangan. Itik yang diperbolehkan harus berusia empat hingga enam bulan. Selain itu, ada beberapa Kriteria yang harus dipenuhi itik antara lain, seperti warna pada paruh dan kakinya harus sama yaitu coklat muda, leher yang pendek, sayap lurus yang mengarah ke atas seperti elang, jumlah gigi yang ganjil, dan terakhir ujung kaki yang bersisik kecil. Kriteria ini hanya berdasarkan tradisi turun temurun.

Pada mulanya pacu itik ini dilakukan di tengah sawah petani, namun seiring berjalannya waktu perlombaan ini di gelar di jalan raya. Selain hobi dan adu gengsi, pacu itiak menjadi hiburan warga dan daya tarik wisata di Payakumbuh, serta mendorong warga untuk beternak itik berkualitas. Tentunya kisaran harga dari itik yang dilombakan jauh lebih mahal dibandingkan itik biasanya, harga tersebut berkisar antara ratusan hinga jutaan rupiah.

Pacu itiak ini tergolong ke dalam permainan rakyat tradisional dari masyarakat minang di Payakumbuh. Selain itu pacu itiak juga berperan sebagai salah satu kekayaan budaya nasional. Saat ini, pacu itiak bukan semata sebagai olahraga hiburan, tapi juga sudah ditekuni secara profesioanal. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya komunitas Persatuan Olah Raga Terbang Itik (PORTI) sejak tahun 1988, yang merupakan binaan dari Pemda Dinas Priwisata Payakumbuh yang digelar setiap Juli hingga Desember setiap akhir pekan dan juga digelar dalam perayaan hari besar seperti hari jadi kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun