Mohon tunggu...
Anindita
Anindita Mohon Tunggu... Jurnalis - ---

An amateur blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sate Kelapa Penggugah Selera

17 September 2013   23:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:44 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak salah rasanya bila menyebut kota Surabaya sebagai surga kuliner. Aneka ragam kuliner begitu mudahnya ditemui di kota ini.  Mulai dari hidangan kuliner ala kaki lima hingga level bintang lima. Begitu juga yang mengenyangkan atau sekedar menjadi selingan. Bila anda penggemar makanan sate, sebaiknya tidak melewatkan untuk bertandang ke Sate Klopo Ondomohen (Sate Kelapa Ondomohen). Disebut sate kelapa karena kuliner ini terdiri dari sate ayam yang ditaburi kelapa kering.Soal rasa tempat ini sudah menjadi legenda. Nama Ondomohen diambil dari nama jalan tempat warung sate ini berdiri yang sekarang sudah berubah menjadi Jalan Walikota Mustajab. Dari sekian banyak penjual sate kelapa di Surabaya, Sate milik Bu Asih yang paling ramai pembeli. Warung sate ini didirikan oleh ibu Bu Asih sejak tahun 1945, kemudian pada tahun 1988 Bu Asih dan saudaranya meneruskan usaha tersebut. Meskipun sampai saat ini usaha milik Bu Asih tersebut tetap berupa warung pinggir jalan namun pembeli bermobil tidak segan untuk mampir ke warung satenya. [caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="Sate Klopo Ondomohen"][/caption]

Sate kelapa bisa disantap dengan nasi ataupun lontong. Satu porsi sate kelapa berisi 10 tusuk sate dan nasi. Sate ini terbuat dari daging sapi yang setelah ditusuk dilumuri dengan parutan kelapa. Parutan kelapa ini membuat sate tidak sehangus sate lainnya dan sate daging akan lebih gurih dan harum. Terdapat tiga pilihan sate kelapa, yaitu daging, usus dan juga sumsum. Daging satenya empuk sehingga mudah dimakan. Jangan heran bila anda datang kesini dan tidak ada tempat duduk kosong, rata-rata pengunjung memang harus mengantri tempat duduk. Begitu juga saat memesan, harus sabar menanti pesanan datang. Namun setelah menikmati sate yang dihidangkan rasanya penantian tersebut terbayar. Tertarik mencoba? *Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis “Keunikan Warisan Kuliner Nusantara“ yang diadakan Kemenparekraf. Official Site : www.indonesia.travel Facebook Page : Indonesia Travel Twitter  : @indtravel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun