Mohon tunggu...
Anindita Nafisa
Anindita Nafisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Gizi

saya suka matcha

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hubungan Status Gizi dan Stress terhadap Siklus Menstruasi Remaja Putri

15 Oktober 2024   06:32 Diperbarui: 15 Oktober 2024   07:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


Gangguan siklus menstruasi pada remaja putri dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi di masa depan. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko infertilitas. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan stres terhadap siklus menstruasi remaja putri di Indonesia. Metode:

Studi literatur atau review artikel dilakukan dengan menggunakan database Google Scholar, GARUDA, Neliti, dan PubMed dengan rentang publikasi antara tahun 2011 hingga 2021. Ditemukan 1 artikel yang terdiri dari 9 jurnal nasional dan 2 jurnal internasional. Hasil:  
Dari 1 artikel diketahui bahwa siklus menstruasi remaja putri dipengaruhi oleh berbagai variabel, antara lain status gizi, stres, aktivitas fisik, kecukupan zat gizi makro, dan gangguan endokrin. Namun, ada dua faktor utama yang berhubungan dengan siklus menstruasi, yakni status gizi dan stres. 

Remaja dengan masalah gizi kurang dan kelebihan gizi berisiko mengalami gangguan siklus menstruasi. Remaja yang mengalami stres sedang dan berat berisiko mengalami gangguan siklus menstruasi. Kesimpulan: Status gizi dan tingkat stres berkaitan secara signifikan dengan siklus menstruasi remaja perempuan di Indonesia. Pengaturan gaya hidup sejak masa remaja penting untuk mencapai status gizi optimal. Status gizi adalah salah satu aspek penting dalam mencapai kesehatan optimal. Status gizi dipengaruhi oleh keseimbangan jumlah asupan gizi dengan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh. 

Selain status gizi, kondisi stres juga dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Stres adalah respon individu dalam bentuk respons fisiologis, psikologis, dan perilaku karena adanya perubahan yang memerlukan penyesuaian. Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi
Status gizi adalah faktor kunci dalam mencapai kesehatan yang optimal. Status gizi dipengaruhi oleh keseimbangan jumlah asupan gizi dengan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh. Status gizi yang baik dapat tercapai melalui asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan menyebabkan status gizi kurang, sementara asupan gizi berlebihan akan mengakibatkan status gizi berlebih dan obesitas.

 Status gizi dapat mempengaruhi siklus menstruasi, baik pada wanita dengan gizi kurang maupun gizi lebih. Polanya siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon tubuh wanita, seperti progesteron, estrogen, luteinising hormone, dan follicle stimulating hormone (FSH). Gangguan sistem hormon terkait dengan status gizi dapat mempengaruhi metabolisme hormon seksual pada reproduksi wanita. Kelebihan gizi dan obesitas pada wanita dapat menyebabkan estrogen yang diproduksi meningkat, menghambat kadar hormon FSH mencapai puncak. Ini menyebabkan pertumbuhan folikel (sel telur) terhenti sehingga terbentuk folikel yang tidak matang. Keadaan ini dapat menyebabkan siklus menstruasi wanita menjadi lebih panjang (oligomenore) atau tidak mengalami menstruasi bulanan. 

Wanita dengan gizi kurang cenderung memiliki lemak tubuh yang sedikit, sehingga produksi estrogen juga lebih rendah. Kadar estrogen rendah dapat mengakibatkan masalah kesuburan dan memperpendek siklus menstruasi. Stres juga berpengaruh terhadap siklus menstruasi, terutama pada remaja yang sering mengalaminya saat ini. Saat ini, remaja sedang dalam fase pertumbuhan dan pencarian identitas diri, sehingga rentan terhadap stres. Stres adalah respon individu terhadap perubahan yang mempengaruhi keseimbangan fisik, emosional, dan perilaku. Stres ringan tidak menjadi masalah, tetapi stres yang intens dan berkepanjangan dapat berdampak negatif pada tubuh. 

Penelitian Amperaningsih dan Fathia (2019) berjudul "Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja di Bandar Lampung" menemukan bahwa 31 (81,6%) responden dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal mengalami siklus menstruasi teratur, 5 (31,2%) responden dengan IMT di bawah normal mengalami siklus tidak teratur, 3 (42,9%) responden dengan IMT di atas normal mengalami siklus menstruasi teratur, dan 0 dari 1 responden dengan IMT obesitas mengalami siklus teratur. Pada masa remaja, perubahan psikologis seperti ketidakstabilan emosi dapat mempengaruhi cara remaja memproses dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Keadaan emosional yang tidak stabil dapat menghambat remaja memahami diri mereka sendiri dan menimbulkan rasa tertekan. Perkara bisa menimbulkan stres pada remaja jika tidak diatasi dengan baik.

Nama :Anindita Nafisa Pramatya Floresia

NIM : 2330024026

Prodi : S1 Gizi

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun