Mohon tunggu...
Anindita Khoirunnisa
Anindita Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Airlangga

Saya suka mempelajari manusia secara psikologis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecurangan Marak Terjadi Saat UTBK, Apa Hubungannya dengan Self-Efficacy?

19 Juni 2022   22:43 Diperbarui: 19 Juni 2022   22:56 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini, muncul berita-berita yang melaporkan bahwa terjadi kecurangan saat UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) tahun 2022 berlangsung. Kata "UTBK" bahkan menjadi trending topic di media sosial Twitter karena munculnya identitas diri dan foto peserta UTBK tahun 2022 beserta foto-foto yang berisi soal ujian. Kecurangan tidak terjadi pada tahun ini saja, tetapi terjadi juga pada tahun-tahun sebelumnya. Kecurangan yang terjadi dapat berupa membawa ponsel, menyontek, menggunakan alat bantu dengar, dan lain-lain. Meskipun perilaku tersebut dapat terjadi oleh berbagai kondisi, salah satu kemungkinan adalah munculnya keraguan yang timbul pada diri peserta. Dari sisi psikologis, hal ini dapat dihubungkan dengan Teori Self-Efficacy milik Albert Bandura. 

Self-Efficacy memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Self-Efficacy sendiri mengacu pada perasaan seorang individu  mengenai kecukupan, efisiensi, dan kompetensi dirinya dalam menghadapi kehidupan. Individu yang mempertahankan standar kinerja dan memenuhinya dapat meningkatkan Self-Efficacy. Bandura juga menjelaskan Teori Self-Efficacy sebagai persepsi seseorang mengenai kendali yang dimilikinya atas hidup mereka sendiri. Seseorang akan berusaha untuk dapat mengontrol peristiwa yang memberikan dampak pada kehidupan mereka. Mempercayai kemampuan diri sendiri untuk berhasil dapat menjadi aset yang kuat saat seseorang sedang berjuang untuk mencapai sesuatu.

Self-Efficacy sendiri bersifat kontekstual yang artinya hal ini tergantung pada permasalahan atau konteks yang sedang dihadapi individu. Dalam kasus kecurangan saat melaksanakan ujian, hal ini berkaitan dengan Self-Efficacy peserta yang tergolong rendah. Seseorang yang memiliki Self-Efficacy rendah akan menyebabkan orang merasa tidak berdaya, usaha yang mereka lakukan sia-sia, dan tidak mampu dalam mengontrol peristiwa yang terjadi pada kehidupannya. Individu akan cepat menyerah jika menghadapi kendala yang tidak sesuai dengan rencana awal mereka. Bahkan, orang yang memiliki Self-Efficacy sangat rendah tidak memiliki usaha untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Mereka percaya bahwa tidak akan ada perubahan jika mereka melakukan sesuatu.  Self-Efficacy yang rendah juga mengganggu kemampuan kognitif seseorang, menurunkan motivasi, dan memiliki dampak yang buruk pada kesehatan fisik.

Berbeda dengan Self-Efficacy yang rendah, Individu dengan Self-Efficacy yang tinggi yakin bahwa diri mereka dapat menangani suatu peristiwa secara efektif. Kepercayaan diri mereka besar dan mereka akan bertahan dalam situasi dan tekanan yang tinggi. Menurut Bandura, terdapat 4 sumber informasi mengenai Self-Efficacy, yaitu:

  1. Pengalaman seseorang dalam mencapai keberhasilan
  2. Suatu kejadian yang seakan-akan  dialaminya sendiri
  3. Persuasi verbal
  4. Gairah fisiologis dan emosional

Dari Teori Self-Efficacy dan contoh di atas, kita dapat mengamati keterkaitan di antara keduanya. Self-Efficacy yang rendah merupakan kemungkinan yang terjadi kepada peserta yang melakukan kecurangan, namun tidak menutup hal tersebut terjadi karena kemungkinan-kemungkinan lainnya. Peserta yang melakukan kecurangan saat mengikuti UTBK  mungkin merasa tidak percaya diri untuk mendapatkan hasil yang baik. Munculnya dorongan-dorongan lain juga dapat mempengaruhi kinerja mereka saat mengerjakan ujian. Mempersiapkan ujian dengan matang secara materi dan mental merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kecurangan. Mulai saat ini, mari percaya kepada diri sendiri dan hindari perilaku yang dapat merugikan diri sendiri di masa depan.

Referensi:

  • FAISALUDIN, F., & ITSNA, I. N. (2016). Hubungan self efficacy dengan perilaku menyontek mahasiswa. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 7(2).

  • Rustika, I. M. (2012). Efikasi diri: tinjauan teori Albert Bandura. Buletin Psikologi, 20(1-2), 18-25.

  • Schultz, DE & Schultz, SE (2015). Theories of Personality. United States of America: Cengage Learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun