Katanya, sakit gigi lebih sakit daripada sakit hati. Karena apabila kesehatan gigi dan mulut kita terganggu, anggota tubuh yang lain juga merasakan ketidaknyamanan sehingga membuat kita tidak dapat nyaman beraktivitas. Namun, menurut data yang diambil dari RISKESDAS di tahun 2018, sebanyak 57,6% masyarakat Indonesia masih saja mengalami permasalahan gigi dan mulut. Padahal, di era digital seperti sekarang ini, informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut sudah sangat mudah di akses, dari media sosial contohnya. Lantas, bagaimana peran media sosial dalam menjembatani edukasi kesehatan gigi dan mulut?
Peran Media Sosial dalam Promosi Kesehatan GigiÂ
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, Â tak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki perubahan dalam mendapatkan informasi, cara beraktivitas dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan. Â Salah satu aspek kehidupan yang terpapar dampak globalisasi adalah bidang kesehatan masyarakat, yang mana arus informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan menyebar dengan sangat cepat dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi.Â
Salah satu bentuk kemajuan teknologi dan informasi adalah dengan kehadiran media sosial di masyarakat. Media sosial merupakan sarana interaksi antar orang - orang, yang mana individu membuat, berbagi atau bertukar informasi dan ide di dalam komunitas dan jaringan virtual atau online. Oleh karena itu, media sosial dapat memainkan peran penting dalam mencapai tujuan mengurangi populasi masyarakat yang mengalami permasalahan gigi dan mulut dengan menyediakan platform yang lebih luas untuk menjangkau masyarakat, bahkan di daerah yang pelayanan perawatan kesehatan mulut-nya masih kurang.Â
Media sosial dapat dijadikan media alternatif untuk membantu menjangkau populasi yang lebih luas, dimana layanan kesehatan terbatas karena ia berfungsi sebagai sumber daya kesehatan yang kaya pengetahuan di tengah tengah lingkungan yang tidak memiliki ahli kesehatan gigi dan mulut. Tak hanya itu, media sosial turut menyumbang edukasi seputar pelaporan dini tentang penyakit gigi dan juga perubahan perilaku positif, dalam bentuk modifikasi pola makan. Hal ini berlanjut dengan munculnya perubahan lifestyle di masyarakat, seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula dan menjaga kebersihan gigi.Â
Strategi Efektif dalam Menyebarkan Informasi
Tahapan pertama dalam membuat strategi yang efektif untuk menyebarkan informasi mengenai promosi kesehatan gigi adalah dengan mengidentifikasi audiens yang akan dituju. Penentuan audiens berpengaruh kepada metode yang akan digunakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan informasi. Jika audiens yang dituju adalah anak - anak, bagus untuk menggunakan animasi yang lucu dan menarik.Â
Yang kedua, membuat konten yang menarik. Pembuatan konten yang menarik harus berupa konten edukasi yang akurat, relevan dengan masalah di masyarakat saat ini, dan mudah dicerna. Pembuatan konten yang menarik juga berarti membuat ide yang kreatif dan anti-mainstream sehingga audiens merasa tertarik. Penting juga untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga masyarakat awam mudah menangkap informasi yang diberikan.Â
Tantangan dan SolusiÂ
Meski menawarkan banyak manfaat, promosi kesehatan gigi dari media sosial masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangannya adalah dengan maraknya hoax dan informasi yang menyesatkan, seperti klaim bahwa menyikat gigi terlalu sering dapat menyebabkan rusaknya email gigi. Tak hanya itu, kesenjangan kesenjangan digital yang masih ada menyebabkan tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap informasi kesehatan gigi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan ekonomi.Â
Solusi dari permasalahan ini dapat berupa kerjasama antar ahli kesehatan, sehingga dapat memberikan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut secara lebih kredibel dan relevan. Selain itu, penting juga untuk menjangkau masyarakat pinggiran dengan cara bekerjasama dengan organisasi non - profit atau membuat kegiatan volunteer ke daerah terpencil untuk mengedukasi masyarakat yang belum melek teknologi. Â