Mohon tunggu...
Anindita Adhiwijayanti
Anindita Adhiwijayanti Mohon Tunggu... profesional -

Bad writer but need and wish to be a great one.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batas Sidoarjo Sampai Tiongkok?

9 September 2014   02:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:16 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang punya mimpi yang ingin diwujudkannya, namun bagaimana bila kita tidak bisa meneruskan mimpi tersebut karena situasi yang mendesak? Berhenti bermimpikah? Atau terus mengejar mimpi tersebut tanpa mempedulikan situasinya?

Makhbub Junaedi atau yang biasa disapa Junaedi, rela mengubur impiannya untuk menempuh jenjang perguruan tinggi di Universitas Diponegoro pada tahun 1997 untuk membiayai hidup keluarga serta sekolah adiknya. Hal ini tidak membuatnya berhenti untuk bermimpi untuk terus berkarya. Di balik penampilannya yang sederhana membuat banyak orang tidak menyangka bahwa ia sudah berbisnis omzet ratusan juta rupiah.

Mengandalkan pemesanan tas kulit Tanggulangin, Junaedi sudah malang melintang ke sejumlah kota di Tanah Air dan mengunjungi banyak negara. Pelanggannya pun tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Pernah suatu kali pemerintah Timor Leste mengundang dia untuk mengajari pemuda di sana membuat kerajinan, kemudian Junaedi membuat produk tas kulit Tanggulangin yang dipadukan dengan kain tenun Timor Leste. Walau tidak menempuh perguruan tinggi, dan memulai usaha dengan modal pas-pasan dan kemampuan otodidak, namun Junaedi bertekad untuk bisa bersaing di pasar lokal dan global. Ia bahkan pernah memasarkan produknya hingga ke Tiongkok.

Setelah memiliki masa kejayaan, ia sekarang lebih memikirkan anak bangsa. Maraknya anak muda masa kini yang lebih suka bermain gadget dibandingkan belajar pola dan menjahit tas, membuatnya takut bahwa anak-anak muda ini tidak memiliki masa depan. Untuk itulah ia membuka pelatihan di beberapa daerah, seperti Mojokerto dan Malang, dengan memperkenalkan pola dan menjahit agar dapat merangsang anak muda menekuni dunia usaha. Ia bahkan tidak segan mengajak mereka yang berbakat untuk bekerja sama sebagai mitra kerja.

Sosok Junaedi bukan hanya selalu berusaha menonjolkan kreativitas dan kualitas yang baik dalam setiap produknya, namun ia juga ingin sekitarnya dapat menonjolkan setiap bakat dan kemampuan yang mereka miliki untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Junaedi merupakan seorang contoh dari Mutiara Bangsa BerHasanah, dimana ia bersedia meluangkan waktu dan kemampuannya dalam menciptakan kehidupan yang lebih layak bagi orang lain, ia juga memikirkan masa depan anak muda Indonesia sebagai penerus bangsa.

Jika Anda mengenal salah seorang kerabat yang melakukan perbuatan Hasanah dengan sesamanya, seperti Junaedi, silakan daftarkan mereka melalui email priscilla@kraftigadvertising.com atau hubungi kantor cabang BNI Syariah terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun