Mohon tunggu...
Anindita Adhiwijayanti
Anindita Adhiwijayanti Mohon Tunggu... profesional -

Bad writer but need and wish to be a great one.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1001 Mimpi dalam Nasi Liwet Instan 1001

17 September 2014   01:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sering kali gagal ataupun terkena tipu tidak membuat Andris Wijaya patah ide. Usaha penggilingan padi yang dirintis keluarganya sejak tahun 1975 memberinya dorongan kuat untuk tetap bertahan dan memberikan nafkah bagi para pekerja pabrik penggilingan.

Merasa penggilingan beras lama tidak menghasil beras yang baik, Andris pun memodifikasi alat penggilingan padi konvensional untuk menghasilkan beras yang berkualitas. Namun, bukannya membuat beras garut semakin dikenal, justru beras garut diakali oleh produsen lainnya dalam menjual beras garut. Hal ini sangat meresahkan untuk Andris, karena ia ingin masyarakat mengenal beras garut sebagai beras yang berkualitas. Untuk itulah, Andris mencoba cara baru dengan membuat nasi liwet instan.

Namun, menjadikan nasi liwet instan sebagai oleh-oleh khas baru dari Garut tidaklah mudah. Andris mengalami banyak penolakan lagi. Bukannya menyerah, Andris malah berusaha lebih keras lagi. Ia pun membuat ide-ide lainnya dari beras garut, seperti nasi kuning, nasi uduk angkak merah, dan nasi uduk ubi ungu. Hal-hal ini pun diminati oleh banyak konsumen, hingga ke luar negeri.

Kini, ribuan nasi liwet uduk pedas, teri, dan jambai dikirim hingga Dubai, Uni Emirat Arab. Sedangkan pasar Amerika Serikat lebih menyukai nasi kuning, petai, dan jengkol. Kesuksesan ini pun dihargai Kementerian Perdagangan dengan menobatkan Nasi Liwet Instan 1001 sebagai Terobosan Dunia Pangan dan Produk Masyarakat Siap Saji tahun 2012. Pemerintah Jawa Barat juga memberinya Anugerah Inovasi Jawa Barat Kategori Individu Bidang Pangan.

Usaha Andris yang tiada menyerah untuk membesarkan pasaran beras garut, dilakukannya semata-mata untuk memberikan nafkah bagi para pekerja pabrik penggilingan. Hal ini merupakan cerminan dari sosok Mutiara Bangsa BerHasanah, dimana ketidak putus asaannya dalam berusaha memajukan orang-orang di sekitarnya yang dijadikan contoh.

Jika Anda mengenal salah seorang kerabat yang melakukan perbuatan Hasanah dengan sesamanya, seperti Andris, silakan daftarkan mereka melalui email priscilla@kraftigadvertising.com atau hubungi kantor cabang BNI Syariah terdekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun