[caption id="attachment_20264" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Shutterstock"][/caption]
Pernahkah anda mengalami, mendengar atau membayangkan situasi saat seorang pasien mengalami perdarahan massif akibat kecelakaan, tusukan, perdarahan pasca melahirkan? Mereka harus mendapatkan transfusi darah secepatnya atau bila tidak, nyawanya tidak tertolong? Itu benar-benar situasi yang sangat mencekam bagi dokter, pasien dan keluarga. Keadaan ini merupakan situasi GAWAT (yang berarti situasi yang mengancam nyawa) dan DARURAT (yang berarti perlu tindakan segera untuk memperbaiki keadaan). Medis menandai permintaan itu dengan kata-kata CITO, yang maknanya hampir sama dengan SOS.
Pembaca sekalian, perlu diketahui tidak semua Rumah Sakit memiliki fasilitas bank darah - gudang penyimpanan darah. Bila pun punya, belum tentu stoknya ada yang sesuai dengan kebutuhan anda. Mau tidak mau anda harus berlari ke PMI Pusat di Jl. Kramat Raya bila anda tinggal di Jakarta. Terkadang, ada Rumah sakit yang menyediakan tenaga untuk mencarikan darah, ada pula yang tidak. Mereka menyerahkan urusan pencarian darah sepenuhnya kepada keluarga.
Selain kasus - kasus gawat darurat, darah juga diperlukan untuk operasi - operasi terencana, penderita anemia, dan penderita kanker darah. Situasinya memang tidak sepanik di atas. Pasien masih punya waktu cukup untuk mendapatkan darah. Sebagai gambaran, 1 diantara 10 pasien yang dirawat di RS memerlukan transfusi.
Oleh sebab itu, ketersediaan darah di PMI adalah mutlak. Namun sayang, pada umumnya kita menyumbang darah tidak rutin dan hanya pada seremonial khusus. Masih jarang orang yang secara sukarela meluangkan waktu untuk mendonorkan darahnya di PMI / Unit Transfusi Darah setiap 3 bulan sekali. Akibat kekurangan stok, bermunculanlah itu yang namanya calo darah. Sudah orang susah, masih juga diperjualbelikan.
MANFAAT DONOR DARAH
Manfaat donor bagi pendonor selain merupakan amal yang murah ( tiap orang punya darah, jadi meski ga punya duit, tetap bisa beramalkan? ), kesehatan kita juga sedikitnya terpantau. Ada pemeriksaan khusus pra donor ( Tensi dan cek Hb ) dan PMI akan mengirim surat pemberitahuan bila darah kita mengandung penyakit yang dapat ditularkan kepada penerima darah.
EFEK SAMPING DONOR DARAH RUTIN
TIDAK ADA.
Ada yang menceritakan, semenjak donor darah rutin, badannya jadi gemuk. Hingga saat ini, hal itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Penjelasannya kira-kira, dengan bertambahnya umur, metabolism tubuh melamban. Bila kita tidak pintar-pintar memilih makanan dan berolahraga, otomatis tubuh jadi gendut.
Pendonor Juga tidak perlu takut tertular penyakit karena PMI menggunakan jarum, selang dan kantong darah baru.
Takut jadi kekurangan darah? Ga usah khawatir. Darah kita dihancurkan dadibuat yang baru tiap 3 bulan sekali, meskipun kita tidak mendonorkan darah. Lagipula, kita cuma diambil 250 - 450 cc tergantung berat badan. Darah dalam tubuh kita ± 5000cc. Jadi darah kita hanya diambil 5 - 10%. Itu membahayakan tubuh.