Marah adalah hal yang sangatmudah untuk dilakukan manusia. Untuk mengatur agar emosi stabil pun sulit. Tidak semua orang bisa mengatur emosinya sendiri. Berkata sabar itu mudah, tetapi dalam kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan. Kuncinya sebenarnya jika kita mampu mengatur emosi kita sendiri. Di dalam semua agama pun melarang untuk kita berbuat marah. Kerugian di depan mata jika kita marah. Setan akan merasa senang jika kita marah. Pikiran negatif pun akan menguasai pikiran kita. Nantinya akan berimbas ke hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya saja kita sedang berdiskusi dengan teman kita. Ditengah-tengah diskusi terjadi perdebatan. Kita merasa tidak terima. Sampai emosi kita tidak terkontrol. Kita marah-marah tidak jelas. Pikiran mmulai tidak terarah. Sampai akhirnya kita harus berucap yang membuat orang lain tersinggung. Dan orang tersebut merasa sakit hati dengan perkataan kita yang tidak terkontrol itu. Disitu kita telah membuat orang sakit hati akan perkataan kita. Memang benar kata peribahasa”Mulutmu harimaumu!” Maka berhati-hatilah jika berucap. Kendalikan emosi kita. sebenarnya tidak dalam hal berucap saja, dalam segala tindakan kita harus mampu mengendalikan emosi.
Ini beberapa cara untuk meredam rasa marah:
1.Berdiamlah diri sejenak. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).
2.Duduklah. Dalam sebuah hadist dikatakan"Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah" (H.R. Abu Dawud).
3.Ambilah air wudhu. Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari setan, sedangkan setan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah" (H.R. Abud Dawud).
4.Bersujud, artinya shalat sunnah minimal dua rakaat. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di
lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)
Sekian. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H