Mohon tunggu...
Anindhita Sharla Pramudita P
Anindhita Sharla Pramudita P Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia

Sedang melatih diri menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alur pada Novel Arjuna Wiwaha D.M

17 Desember 2023   15:14 Diperbarui: 17 Desember 2023   15:26 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel Arjuna Wiwaha karya Sunardi D.M. Novel tersebut ditulis oleh Sunardi D.M dengan banyak sebanyak 140 halaman. Novel tersebut terbit pada tahun 1986. Novel tersebut mengisahkan perjalanan Arjuna melawan Prabu Niwatakawaca dan juga menceritakan kisah cinta Arjuna dengan Dewi Subadra bidadari dari Suralaya.

Alur cerita dalam novel ini dimulai ketika Prabu Niwatakawaca mengancam Hyang Endra jika persuntingan Prabu Niwatakawaca tidak diterima oleh Dewi Subadra, maka ia akan menghancurkan Suralaya, maka dari itu Hyang Endra mencari kesatria yang bisa melawan Prabu Niwatakawaca. Hyang Endra mengetes Arjuna dengan cara mengirimkan ketujuh bidadari dari Suralaya untuk mengetes apakah Arjuna dapat tetap fokus dengan petapaannya, jika tetap fokus berarti Arjunalah kesatria yang tepat untuk mengalahkan Prabu Niwatakawaca.

Di kirimlah ketujuh bidadari tersebut oleh Hyang Endra untuk menguji petapaan Arjuna. ketujuh bidadari tersebut menyerupai istri-istri Arjuna yang sangat disayangi. ketujuh bidadari tersebut mencoba menggoda dengan berbagai segala cara, namun percobaan dari semua bidadari tidak ada yang berhasil, malah ketujuh bidadari tersebut yang jatuh hati kepada Arjuna. ketujuh bidadari tersebut akhirnya menyerah lalu kembali pulang ke Suralaya dan mengabarkan Hyang Endra bahwa Arjuna tetap fokus dengan petapaannya.

Hyang Endra sangat senang mendengar bahwa Arjuna tidak tergoda oleh ketujuh bidadari tersebut, karena kesatria yang tepat adalah Arjuna. Arjuna menerima suruhan dari Hyang Endra untuk melawan Prabu Niwatakawaca, Arjuna pun menyetujuinya. Arjuna sangat taat pada ayahnya yaitu Hyang Endra.

Arjuna mendatangi Suralaya untuk menyusun semua rencanya untuk pergi ke kerajaan Imantaka tempat Prabu Niwatakawaca tinggal dan untuk mencari kelemahan dari Prabu Niwatakawaca. Hyang Endra menyuruh Dewi Subadra untuk menemani Arjuna ke kerajaan Imantaka. Hyang Endra memberikan Arjuna kesaktian panah senjata Pasopati untuk melawan Prabu Niwatakawaca. Saat keduanya pergi kr istanah Imantaka ternyata keduanya jatuh hati satu sama lain. Dalam perjalanan mereka berdua menikmati pemandangan yang indah sambil bersenang-senang.

Sampainya di istanah Imantaka, Arjuna memakai kesaktian menghilang agar penduduk disana tidak dapat melihat Arjuna, Dewi Subadra pun langsung mencari Prabu Niwatakawaca. Saat sudah bertemu, Prabu Niwatakawaca sangat senang sekali dengan kehadiran Dewi Subadra dan memangku Dewi Subadra seperti mabuk akan cinta

Arjuna bersembunyi dibelakang tempat tidur Prabu Niwatakawaca sembari menjaga Dewi Subadra. Dewi Subadra pun mencari kesempatan untuk mencari tau apa kelemahan dari Prabu Niwatakawaca, lalu Dewi Subadra pun mengetahui kelemahannya ialah pada lidah Prabu Niwatakawaca. Saat sudah mengetahui, Arjuna membuat keributan di istanah dengan cara merusak atas istanah, Prabu Niwatakawaca pun marah lalu pergi mencari keributan tersebut.

Dewi Subadra dan Arjuna melarikan diri dari istanah lalu kembali ke Suralaya. Prabu Niwatakawaca sadar bahwa Arjuna telah membuat rencana yang busuk. Prabu Niwatakawaca marah lalu membawa pasukan raksasa untuk menghancurkan Suralaya. Diperjalanan pasukan Prabu Niwatakawaca menyempatkan diri untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan esok pagi.

Penduduk Suralaya pergi mencari pasukan dari Prabu Niwatakawaca dan menyerang pasukan raksasa tersebut. peperangan pun berlangsung. Pasukan Prabu Niwatakawaca sangat kuat, dan hampir mengalahkan penduduk Suralaya. Ditengah peperangan tersebut, Arjuna melawan Prabu Niwatakawaca dan mencari kesempatan saat Prabu Niwatakawaca tertawa, karena jika Prabu Niwatakawaca tertawa maka Arjuna dapat memanah lidah Prabu Niwatakawaca dengan panah pasopati.

Tiba lah saatnya Prabu Niwatakawaca dan Arjuna langsung memanah lidah Prabu Niwatakawaca tersebut. Prabu Niwatakawaca jatuh lalu mati ditangan Arjuna. Semua penduduk Suralaya sangat senang dan bangga dengan Arjuna karena dapat mengalahkan Prabu Niwatakawaca. Mereka semua kembali ke Suralaya.

Saat di Suralaya, Arjuna di nobatkan menjadi Raja di Suralaya, Arjuna menikahi ketujuh bidadari Suralaya termasuk Dewi Subadra. Semua Penduduk Suralaya mengadakan acara pesta karena kemenangannya tersebut. Tidak berlama lama berada di Suralaya, Arjuna harus pergi ke bumi karena sangat rindu dengan istrinya dan juga anaknya, Arjuna pun kembali ke bumi dan menemui Dewi Supraba dan juga Abimanyu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun