Mohon tunggu...
Anindea Rahardjo
Anindea Rahardjo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Software Analis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perkembangan Teknologi pada Tes Psikologi

21 Januari 2016   13:58 Diperbarui: 21 Januari 2016   15:15 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui minat dan kemampuan seseorang adalah melalui tes psikologi. Tidak hanya digunakan untuk perekrutan karyawan namun juga digunakan untuk menentukan minat dan bakat bagi pelajar. Bisa digunakan juga untuk penempatan , konseling maupun pengembangan diri baik untuk karyawan maupun pelajar.  Tes psikologi merupakan suatu tes untuk mengukur aspek individu secara psikis, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitif, kondisi emosi hingga kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut.  Tes psikologi dilakukan karena dibutuhkan suatu alat ukur untuk melihat  gambaran utuh tentang aspek-aspek psikologi seseorang  (psikogram) agar dapat melihat perbedaan kemampuan dari berbagai individu yang berbeda.  Hal itu terjadi misalnya  mungkin saja ada kandidat yang dirasa mampu untuk mengisi suatu jabatan  di suatu organisasi berdasarkan pengamatan atasannya dan juga kinerjanya, namun hal tersebut akan menjadi sulit jika kandidat yang dirasa mampu jumlahnya mencapai puluhan ataupun ratusan, karena adanya keterbatasan manusia  untuk membandingan banyak kandidat sekaligus.  Oleh karenanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dinamakan tes psikologi.  Laporan tes psikologi yang dibuat kiranya akan dapat dipergunakan oleh pimpinan perusahaan atau bagian personalia/sumber daya manusia (Human Resources Development Department) untuk menentukan sikap dalam hal  menerima atau menolak lamaran seseorang unutk bekerja, menempatkan seseorang pada posisi sesuai dengan kepribadiannya ataupun memindahkan seseorang dari posisi yang lama ke posisi yang baru.

    Saat ini penggunaan tes psikologi sendiri melalui CBT (Computer Based Test) yaitu tes konvensional yang tadinya menggunakan pensil dan kertas sekarang semuanya melalui komputer. Dengan CBT perbedaannya terletak pada teknik penyampaian (delivery test) butir soal yang tidak lagi menggunakan kertas. Sistem pengkoreksian pun langsung dilakukan oleh komputer. Keuntungan yang pertama adalah lebih praktis. Kandidat tidak perlu melingkar-lingkari kertas untuk mengisi identitas maupun jawaban dari soal. Selain memakan waktu juga terkadang bikin gregetan melingkari kertas begitu banyak. Kekhawatiran jawaban karena pensilnya tidak terbaca atau kertas yang berubah jadi buram karena sering dihapuspun teratasi.  Dengan demikian yang kedua  maka lebih hemat waktu. Cukup klik-klik mouse komputer saja untuk menjawab soal.  Yang ketiga adalah mengurangi kecurangan. Melalui komputer, tes yang disajikan akan teracak secara otomatis. Maka antara kandidat satu dengan yang lainnya belum tentu mendapat soal yang sama. Yang keempat adalah hasil dari tes akan tersimpan aman dan memudahkan pengarsipan apabila dibutuhkan sewaktu-waktu dapat dengan mudah diakses oleh orang yang berwenang.

      Perkembangan tes berbasis komputer  saat ini telah semakin maju dengan dikembangkannya tes yang bersifat adaptif atau disebut Computer Adaptive Test (CAT), yaitu suatu tes yang mampu memperkirakan tingkat kemampuan kandidat dan dapat menyesuaikan kesulitan tes dengan kemampuan kandidat. Ini berarti meskipun mengambil tes yang sama namun tingkat kesulitan dan jumlah pertanyaan dapat berbeda-beda menyesuaikan dengan tingkat kemampuan kandidat. Oleh karena itu model penggunaan tes tersebut dapat menghasilkan informasi yang lebih optimal. Tidak seperti CBT , CAT memiliki kemampuan untuk memilih butir soal yang akan disajikan. Misalnya pada awalnya kandidat akan diberikan suatu pertanyaan, jawaban dari soal pertama itulah yang akan memberikan estimasi kemampuan kandidat untuk menentukan soal berikutnya. Apakah tingkat kesulitannya lebih tinggi ataupun lebih rendah dari soal pertama. Setiap respon atau jawaban dari kandidat akan digunakan sebagai estimasi untuk soal berikutnya. Begitu seterusnya hingga kandidat memenuhi kriteria tertentu yang dibutuhkan. Dengan demikian jumlah soal atau panjang tes tiap kandidat berbeda-beda tergantung kemampuan kandidat dalam menjawab tes.

    Tes psikologi digunakan untuk mengukur kemampuan yang ada pada kandidat maka biasanya standar atau norma ditentukan berdasarkan posisi yang dibutuhkan , atau posisi mana yang kelak akan diisi oleh calon kandidat. Dengan demikian seiring dengan berkembangnya teknologi pada tes psikologi  diharapkan dapat membantu perusahaan atau institusi pendidikan dalam menemukan “the right man in the right place” khususnya menemukan kemampuan karyawan potensial untuk bekerja sesuai bidangnya. Jadi tidak perlu kecewa jika belum lolos tes psikologi, karena hasil tes psikologi anda adalah gambaran kemampuan sesuai dengan respon yang anda berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun