Mohon tunggu...
Adinda Rabiah Al Adawiyah
Adinda Rabiah Al Adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa PPG Prajabatan di Universitas Indraprastra PGRI

Topik yang akan ditulis kemungkinan seputar pendidikan untuk memenuhi tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Pemenuh Kebutuhan Belajar Peserta Didik

31 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 31 Desember 2024   13:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan bentuk perwujudan dari perkembangan akal dan budaya manusia yang menuntun manusia untuk memperoleh pengetahuan yang dapat membantu manusia untuk berkembang dan menjadi bekal bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu Pendidikan formal, informal, dan non-formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan terstruktur di sekolah. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan non-formal merupakan pendidikan terstruktur yang berada di luar lingkungan sekolah seperti bimbingan belajar atau tempat kursus. Pendidikan formal secara terstruktur dan terorganisir memiliki panduan bahan pembelajaran yang disebut kurikulum. Kurikulum yang saat ini digunakan sebagai panduan belajar sekolah di Indonesia adalah kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menuntut pendidik untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menentukan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan belajar dan peserta didik agar dapat menentukan asesmen yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan merancang kegiatan yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan belajar, dan tingkat pencapaian belajar siswa.

Peserta didik merupakan individu yang unik sehingga masing-masing peserta didik memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang sangat beragam. Oleh karena itu, untuk memfasilitasi keberagaman siswa yang merupakan pusat pembelajaran dapat diterapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berfokus pada penyesuaian instruksi dan materi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Kebutuhan belajar siswa meliputi pengetahuan awal siswa, gaya belajar, minat dan tingkat pemahaman, serta kecepatan belajar siswa. Untuk memetakan kebutuhan belajar siswa, pendidik perlu mengetahui kesiapan belajar siswa, minat belajar siswa, dan profil belajar siswa melalui asesmen awal atau asesmen diagnostik. Pemenuhan kebutuhan belajar siswa yang beragam dapat dilakukan dengan menggunakan beragam strategi pengajaran dan penilaian untuk mengakomodasi keragaman siswa melalui diferensiasi dalam konten, proses, produk, dan lingkungan belajar.

Diferensiasi konten merupakan penyesuaian titik awal materi pembelajaran yang akan diterima oleh siswa sebagai respon guru terhadap pengetahuan awal peserta didik yang beragam. Karena setiap peserta didik dapat memiliki kadar pengetahuan awal yang berbeda. Sebagian peserta didik mungkin telah memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari dan Sebagian lainnya mungkin tidak memiliki pengetahuan awal apapun terkait materi yang akan dipelajari. Oleh karena itu, pendidik perlu melakukan penyesuaian terhadap materi awal masing-masing siswa yang sesuai dengan pengetahuan awal mereka.

Diferensiasi proses merupakan penyesuaian cara belajar siswa berdasarkan minat dan gaya belajarnya agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif. Minat dan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi cara dan kecepatan siswa dalam menangkap informasi sehingga pendidik perlu menyesuaikan instruksi yang akan diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan menentukan cara penyampaian dan media yang paling efektif bagi masing-masing siswa. Gaya belajar siswa terbagi menjadi audio, visual, dan kinestetik. Peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda membutuhkan media belajar yang berbeda. Peserta didik dengan gaya belajar audio perlu mendengarkan penyampaian guru ataupun sumber belajar lain yang dapat menghasilkan suara. Peserta didik dengan gaya belajar visual perlu melihat bentuk visual dari materi yang tengah dipelajari seperti PPT (power point) ataupun video pembelajaran. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik perlu melakukan aktivitas belajar yang dinamis seperti diskusi kelompok untuk meningkatkan efektivitas mereka dalam belajar.

Diferensiasi produk merupakan penyesuaian terhadap cara peserta didik menunjukkan hasil belajarnya agar mereka dapat menunjukkan hasil yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Dalam aspek ini, guru dapat menyesuaikan asesmen yang akan digunakan sebagai alat ukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran peserta didik, baik asesmen formatif maupun asesmen sumatif. Asesmen formatif dapat diberikan selama proses pembelajaran untuk memonitor pencapaian belajar siswa dan efektivitas kegiatan belajar melalui tes tertulis, refleksi pembelajaran, dan metode asesmen lain yang dirasa sesuai dengan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif dapat diberikan di akhir materi pembelajaran untuk melihat ketercapaian peserta didik secara keseluruhan.

Lingkungan belajar merupakan pengkondisian kelas agar tercipta suasana yang sesuai untuk peserta didik melakukan kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik adalah lingkungan belajar yang aman, nyaman dan berpihak kepada peserta didik. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator perlu memperhatikan kondisi kelas baik secara fisik maupun psikis. Salah satu kondisi fisik yang perlu diperhatikan adalah tata letak tempat duduk siswa perlu diatur agar bersifat fleksibel sehingga dapat menunjang berbagai aktivitas belajar di kelas, baik kegiatan secara individu maupun kelompok. Selain itu, dari segi psikis, guru perlu memperhatikan bagaimana interaksi antar siswa di kelas apakah interaksi tersebut sehat atau ada indikasi tindak perundungan di kelas.

Penyesuaian dalam aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi melalui diferensiasi dalam konten, proses, produk, dan lingkungan belajar agar berpihak pada peserta didik dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran agar penyesuaian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu peserta didik secara efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Daftar Rujukan:

Ambarita, J., SIMANULLANG, M. P. K. P. S., & Adab, P. (2023). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi. Penerbit Adab.

Astria, R., & Kusuma, A. B. (2023). Analisis pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, 6(2), 112-119.

Gaspersz, M., Suranto, A. W., & Gaspersz, N. (2023). Model evaluasi formatif-sumatif terhadap hasil belajar matematika melalui pembelajaran berdiferensiasi pada peserta didik SMA. Jurnal Magister Pendidikan Matematika (JUMADIKA), 5(1), 1-7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun