Sukoharjo, 27 Juni 2024 – Seusai penerjunan UNNES GIAT 9 terlaksana, Tim KKN UNNES GIAT 9 melakukan observasi pada hari Kamis (27/06) mengenai kondisi dan potensi yang terdapat di Desa Karangtengah. UNNES GIAT merupakan salah satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UNNES di bawah pengelolaan Pusat Pengembangan KKN Universitas Negeri Semarang. Salah satu lokasi pengabdian UNNES GIAT 9 adalah Desa Karangtengah.
Desa Karangtengah merupakan bagian dari Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Desa tersebut berbatasan langsung dengan Desa Grogol, Karangwuni, dan Tegalsari. Selain itu, di bagian selatan, Desa Karangtengah berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa mayoritas profesi masyarakat Desa Karangtengah bergerak di sektor pertanian, perdagangan, dan perajin wuwung seng. Kondisi petani di Desa Karangtengah telah terbantu dengan adanya saluran irigasi dari Waduk Gajah Mungkur. Adapun masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang memiliki potensi untuk keberlangsungan usahanya dengan adanya Pasar Purwo. Uniknya, terdapat sebuah profesi yang menjadi ciri khas Desa Karangtengah, yakni perajin wuwung seng.
Wuwung seng merupakan bagian dari atap rumah model joglo atau limas yang berfungsi sebagai pengganti kerpus semen. Wuwung seng memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan kerpus semen karena bahan yang ringan sehingga tidak merusak konstruksi atap dalam jangka waktu yang lama.Pilihan warna wuwung yang disediakan terdiri atas warna putih, biru, dan merah. Variasi aksesori wuwung hias yang dihasilkan berbentuk wayang, gunungan, logo pancasila, dll.
Wuwung hias diproduksi sesuai pesanan konsumen. Sudah sejak puluhan tahun, wuwung seng tidak pernah kehilangan peminatnya. Sejak era 90-an hingga kini, pembangunan rumah joglo atau limas sangat diminati di daerah Jawa. Senyampang dengan hal tersebut, pesanan wuwung juga terus berdatangan hingga sekarang. Produk wuwung seng Desa Karangtengah sudah diakui menjadi produk unggulan sebab telah dipasarkan di Wonogiri, Klaten, Sragen, Kudus, Pati, Cilacap, bahkan hingga DKI Jakarta.
Banyaknya perajin wuwung seng di Desa Karangtengah tidak terlepas dari adanya pelatihan keterampilan antargenerasi perajin wuwung dan perluasan di lingkungan sekitar.
Bermula dari banyaknya perajin wuwung di Desa Karangtengah, diasosiasikanlah sebuah kelompok perajin wuwung Maju Makmur yang diketuai oleh Asnawi. Adanya Kelompok Perajin Wuwung Maju Makmur bertujuan guna membahas bersama perihal potensi pangsa pasar, kesejahteraan anggota kelompok, peraturan harga standar pasar, dan proses jual beli produk dalam skala besar.
Pemasaran produk wuwung seng di Desa Karangtengah telah memanfaatkan digitalisasi. Oleh karena itu, pemasaran wuwung seng dapat meluas ke seluruh penjuru melalui akun media sosial.
“Sekarang sudah serba digital. Kami sebagai penjual juga harus menyesuaikan cara bertransaksi para konsumen. Kami berinovasi untuk memasarkan produk wuwung seng ini melalui berbagai akun media sosial agar produk kami dikenal masyarakat luas,” ujar Supadmo, Sesepuh Kelompok Perajin Wuwung Seng Maju Makmur.