Mohon tunggu...
Ani Nanrang
Ani Nanrang Mohon Tunggu... profesional -

ibu 2 anak yang sementara berjuang agar kedua anaknya dapat hidup nyaman di dunia dan babhagia di akhirat.\r\nseorang silent reader yang merajut mimpi bisa menerbitkan karya seperti penulis besar lainnya tapi tak berusaha maksimal untuk mewujudkannya :D

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya PNS yang bermimpi jadi Pengusaha

21 November 2014   04:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kondisi ekonomi mamaku yang seret di tahun 2000 memupuskan asaku untuk mengikuti tes UMPTN, bersaing dengan banyak orang mencoba peruntungan di Fakultas Kedokteran untuk menggapai cita yang kueja sejak kecil. Berhubung saat itu saya adalah lulusan Sekolah Kejuruan di bidang kesehatan tepatnya sekolah menengah analis kesehatan, maka kuputuskan untuk pulang kampung demi meringankan beban mama. bila saya harus bertahan di Ujung Pandang, di mana kontrakan saya telah habis, untuk menyambungnya jelas menyusahkan mama yang kebetulan waktu  itj juga dalam kondisi sakit. berharap menumpang di rumah keluarga tetap saya harus butuh biaya untuk mengurus kesana kemari dan keputusan pahit itulah akhirnya kupilih mengubur mimpi. Dari jauh kudengar kabar teman - temanku berpencar mengejar mimpi masing masing. Dan saat itu banyak angkatanku yang memilih peruntungan di laboratorijm swasta terbesar di Indonesia, dan puji syukur saat ini banyak di antara mereka yang telah menduduki posisi penting di laboratorium tersebut. 
Kembali ke diriku, pulang kampung merawat mama adalah pilihan tepat, untuk mengisi waktu kumasukkan permohonan sebagai tenaga sukarela di rumah sakit daerah Sinjai, Kota Kabupaten terdekat dari tempat tinggalku dan di terima. Seiring waktu mama berangsur agak baikan dan memperbolehkanku tinggal asrama. Kembali seiring waktu berjalan, Allah SWT mempertemukanku dengan senior yang terangkat sebagai PNS di Kota Kendari tetapi sebelum berangkat diharuskan menemukan p3ngganti tugasnya di Kota Pare-Pare. 
Tertarik dengan ceritanya di mana di RSUD tempatnya bekerja sebGai sukarela tetapi penghasilannya lebih dari cukup untuk hidup mandiri terlebih di sana juga disediakan asrama yang kian memungkinkan untuk berhemat. 
Kuberanikan diri meminta izin mama mencoba peruntungan di Kota yang sama sekali belum pernah saya lihat, dengan sangat berat hati mama melepasku terlebih di atas ocehan saudaranya yang menatap kota itu dengan sangat buruk, tapi tak juga ku menyalahkannya. Pengalamannya hidup di sana pasti memberinya gambaran seperti apa belantara yang harus kusingkap. 
Waktu terus bergulir, ketakutan mama kian memudar terutama setelah aku mengetahui bagaimana kehidupanku di kota kecil nan cantik itu, dari honor honor yang  kudapat sebagian kukirimkan  ke mama, kubelikan barang kebutuhan adikku mengingat mama masih harus berjuang lepas dari hutang karena sakit dan juga karena kebangkrutan yang memaksanya harus kehilangan banyak termasuk mobil dan seluruh simpanan emas yang juga akhirnya memupuskan banyak mimpi masa kecilku.
Rasa syukur memenuhi hatiku, kerjaku tak sia sia, dari pagi hingga siang kuhabiskan waktu di laboratorium RSU, sore hingga malam Puskesmas di pinggir laut meminta jasaku, terkadang hingga tengah malam. Dari hasil itulah kuberusaha menambah pengalaman, menambah pengetahuan dengan ikut kursus bahasa inggris dan komputer. tak berhenti sampai di situ masih juga kuberusaha bergabung dengan organisasi (Pramuka) yang sekiranya cukup kukenal. Inginnya bergabung dengan saka Bakti Husada yang sebelumnya masih mencatat diriku sebagai anggota tetapi yang eksis di kota itu saka Wanabakti maka kubergabung dengan mereka. Semua itu adalah usahaku untuk bertahan setidaknya dengan bertambahnya kegiatanku maka peluang bertemu orang dan berkenalan hingga menjalin pertemanan dan relasi menjadi menjadi terbuka dan kemungkinan rezekiku pun bertambah. 
Tak lama kumenikmati kehidupan baruku yang semakin membuatku bergairah. Tes CPNS yang pengumumannya tanggal 10 Desember 2001 mencantumkan namaku sebagai salah satu peserta yang lolos dan ditempatkan di Makassar. 
Senang, bahagia dan juga sedih berkecamuk dalam batinku. Pesona kehidupan baru membelit jiwaku dan saat ku sangat menikamti semuanya ku harus memulai kembali dari titik nol. 
Hidup adalah pilihan. Dengan tegar kumulai lagi hidup baruku, tanpa sepengetahuan mama. Ini menjadi hal yang ingin kujadikan surprise buatnya, tetapi butuh waktu. S3gala urusan  administrasi pontang panting kuselesaikan dengan sedikit tabungan dan andalkan beberapa keping emas sebagai tabunganku dalam bentuk lain. Kumulai hidupku dengan sangat irit berhubung saat itu gaji sebagai CPNS tidak langsung diterima, menunggu hingga beberapa bulan ke depan. Beruntung RSU tempatku bekerja sebelumnya berisi orang orang yang juga sangat baik, sehingga mereka tetap memberiku honor meski ku bekerja tidak lagi full. Di kantor baru ku meminta izin hari jumat untuk kembali ke tempat sebelumnya dan bekerja sebagai jumat sabtu minggu. Praktis kamis sore kembali ke Pare dan senin subuh bertolak ke Ujung Pandang. 
Hari ini lebih dari satu dekade diriku kembali ke Makassar, berjuang hidup di ibu kota Provinsi. Seiring waktu banyak hal yang kutemui, pemikiran pun berubah dan mimpi lambat laun bergeser sesuai pengetahuan dan juga lingkungan. Dulu masa kecil kueja mimpi menjadi dokter. Waktu menjawab mimpiku bekerja di bidang kesehatan sebagai PNS tetapi bukan dokter. Waktu pula merubah mimpiku kini. Saat ini kurajut mimpi untuk dapat pensiun dini, sebuah mimpi yang menjadi cibiran beberapa teman, tetapi inilah mimpiku. Pensiun dini tetapi memiliki usaha sendiri. Aku ingin Lepas menentukan dan mengatur waktu kerjaku sendiri. Ku ingin bebas menuliskan tata tertib untuk diriku sendiri. Bebas menetapkan reward dan punish untuk keberhasilan dan kesalahanku sendiri. Mimpi yang kini sementara kuperjuangkan, berusaha kugapai dan kelak biar waktu pula yang membeberkan hasilnya. 
Ini mimpiku, 5 tahun kemudian target yang kutuliskan sebagai pedomanku. 5 tahun kemudian akan kutuliskan di sini pencapaian dan juga kekalahanku. Tunggu aku 5 tahun kemudian. Semoga saat itu aku telah menjelma menjadi womanpreneur dan berstatus mantan  PNS. SEMOGA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun