Pendahuluan
Sebagai sebuah negara berdaulat dengan wilayah kepulauan yang luas, membentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia tentu memiliki identitas nasional sebagai suatu bangsa yang unik dan membedakannya dari negara-negara lain.Â
Frantz Fanon (1952) mengatakan bahwa "Pertanyaan yang paling mendesak adalah, Siapa saya? Identitas nasional adalah langkah pertama dalam perjuangan untuk memahami dan mendefinisikan masyarakat", Lalu salah satu objek yang selalu menarik perhatian dan perdebatan mendalam adalah bagaimana peran generasi milenial dalam mengubah dinamika identitas nasional dan jati diri bangsa pada era perubahan global yang berkembang pesat pada masa ini.
Generasi Milenial dalam Era Society 5.0
Society 5.0, era yang ditandai dengan diintegrasikannya teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Era ini membawa perubahan yang lebih cepat dan mendalam dalam cara manusia berinteraksi dengan dunia, termasuk identitasnasional.
Identitas Nasional dalam Ancaman Generasi Milenial
Generasi milenial, sering kali disebut sebagai generasi yang terhubung secara digital, tumbuh dalam era di mana akses ke berbagai perspektif global hanya sejauh genggaman tangan, memungkinkan mereka mempertanyakan dan meragukan narasi-narasi nasional yang telah ada selama berabad-abad dapat berpotensi mengancam identitas nasional yang ada.Â
Selain itu dekontruksi juga dapat terjadi dalam domain budaya. Globalisasi membawa masuknya budaya luar yang memengaruhi cara generasi milenial memandang budaya mereka sendiri. Dalam hal ini, milenial dapat mencoba mengintegrasikan elemen-elemen budaya asing ke dalam identitas nasional mereka yang berpotensi mengubah atau. mengancam keberlanjutan budaya tradisional.
Konsep Cinta Tanah Air yang Merevolusi
Cinta tanah air, sebagai bagian integral dari identitas nasional, juga mengalami perubahan signifikan di tangan generasi milenial. Dalam era globalisasi yang semakin terkoneksi, cinta tanah air bukan lagi hanya identik dengan patriotisme yang konvensional.Â
Generasi milenial mungkin mencoba mengartikan cinta tanah air dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup komitmen padanilai- nilai global seperti perdamaian, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.Â