Mohon tunggu...
Junaedi
Junaedi Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa

Orang yang fakir ilmu, Never give up

Selanjutnya

Tutup

Nature

Maggot, Si Pengurai Sampah Organik

13 Juli 2020   01:44 Diperbarui: 13 Juli 2020   01:43 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala dusun desa Tajur halang terus mengupayakan perbaikan lingkungan di wilayah dengan mengontrol sampah rumah tangga atau sampah organik dari masyarakat dengan menggunakan larva maggot. 

Upaya mengurangi volume sampah di desa Tajur halang sudah dilakukan dengan berbagai cara namun hasilnya nihil. Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala dusun sekarang ini membudidayakan maggot untuk mengurai sampah khususnya sampah organik. 

Sebelumnya, inovasi pengolahan sampah telah dilakukan oleh sejumlah ormas sekitar dalam menyelesaikan permasalahan sampah seperti menggerakkan partisipasi masyarakat untuk membuang sampah ke Bank Sampah yang tersedia, kendati itu semua belum cukup untuk memangkas volume sampah yang ada. 

Kepala dusun desa tajur halang pokja pengelola sampah, Nce Supriatman, Minggu (12/7), menjelaskan bahwa budidaya maggot ini sebagai upaya menjaga pelestarian lingkungan, guna mengurangi volume sampah yang ada di wilayah desa Tajur halang khususnya dan umumnya daerah kabupaten Bogor. 

Dia menjelaskan dalam prosesnya sampah akan diolah dalam budidaya maggot dengan pencacahan dan fermentasi. Kemudian, sampah dimasukan ke wadah atau kotak berisi maggot, dibiarkan hingga sampah organik habis dimakan maggot.

"Selain membantu untuk mengurangi volume sampah organik, jika di lihat dari sisi finacial budidaya maggot juga bisa membantu. Mulai dari kotorannya bisa di jadikan pupuk, telurnya bisa di ternak atau di jual kembali dan untuk maggotnya sendiri di jual untuk pakan ikan dan lain sebagainya" Ungkap nce, kepala dusun pokja pengelola sampah desa Tajur halang. 

Dia menjelaskan, Maggot selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, juga mempunyai nilai ekonomis, yaitu bisa menjadi sumber pakan ternak dan juga bisa menjadi pupuk.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa ikut terlibat, ke depan kita kembangkan hingga ke lingkungan RW-RW bahkan kalo bisa kita menjadi pusat pengurai sampah organik di kabupaten Bogor agar sampah yang bersumber dari rumah tangga berkurang," ujar Nce.

Nce, penggagas budidaya maggot ini berharap budidaya ulat maggot untuk pengelolaan sampah rumah tangga bisa dikembangkan lebih luas lagi di masyarakat khususnya di desa Tajur halang dan umumnya di kabupaten Bogor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun