Tulisan ini terinspirasi ketika tadi saya membereskan baju. Ternyata ada 2 baju yang bermasalah. Masalahnya sama. Sama-sama jahitannya lepas sehingga bolong. Mari bersiap pergi ke Ceu Eti alias tetangga yang tukang jahit :)
Kedua baju itu nasibnya sama-sama "mengenaskan". Sudah mulai men-dekil dan warnanya sudah mulai GEJE alias gak jelas kalau pakai bahasa anak ABG jaman sekarang. Tapi baju-baju ini akan saya pertahankan. Permak-permak sedikit oleh Ceu Eti dan kemudian bisa dipakai lagi dengan nyaman.
Ceu Eti ini cukup jagoan. Dulu ada celana panjang saya yang sudah berumur sekitar 3.5 tahun. Celana tersebut bolak-balik dipakai. Suatu ketika celana tersebut mulai koyak di bagian lutut. Weh, seumur-umur saya baru punya celana yang koyak di bagian lutut. Ceu Eti langsung ambil peranan untuk menambal celana  tersebut. Celana itu masih dipakai sampai saat ini heu2..
Dulu saya merasa malu kalau memakai baju yang sudah mulai dekil dan belel. Bajunya masih tetap dipakai sih, tapi biasanya baju tersebut akan turun kasta menjadi baju rumahan. Nah tapi beberapa tahun ini, saya berteman dengan orang-orang yang cuek-cuek saja terhadap baju yang digunakan. Tidak selalu harus baru dan keren, yang penting bersih (walau kebanyakan bersih dan kucel heu2). Nah, saya mulai tertulari virus tersebut.
Mau dapat gambarannya? Kasus pada kaus abu kuning. Baju ini ternyata paling tidak dipakai 2 kali dalam sebulan padahal warnanya sudah mulai memudar. Hitungan ini terdeteksi dari foto-foto kegiatan yang saya ikuti di bulan Desember. Sayang saya mengalami kesulitan dalam memasukkan foto di tulisan ini :(
Apakah ini merupakan gerakan penghematan? Secara rupiah memang penghematan. Apalagi baju kuning abu yang saya pakai tersebut adalah kaus pembagian. Kalau tidak salah didapatkan secara gratis pada awal tahun 2006. Waw, berarti umurnya sudah hampir 5 tahun dengan tingkat intensitas pemakaian yang tinggi.
Tapi di balik itu, ada semangat REUSE yang tertanam di sanubari (hihi, bahasanya maksa). REUSE yang dimaksud adalah menggunakan barang selama mungkin sebelum dia menjadi sampah.
Kalau untuk baju, REUSE = Pakai selama mungkin supaya tidak perlu beli (banyak-banyak) baju baru. Ini senafas dengan semangat REDUCEjuga alias mengurangi penggunaan bahan dari awal. Karena memang kita perlu menghemat penggunaan sumber daya alam walaupun sumber daya alam itu adalah sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti katun. Apalagi ada bahannya campuran polyesternya (tinggal cek di kebanyakan label baju anda: berapa persen komposisi masing-masing bahan). Kalau baju itu rusak-rusak sedikit, tinggal ditisik, dijahit, ditambal. Kalau bener-bener sudah tidak bisa dipakai ya barulah dijadikan lap.
Atau bisa juga kita MEREUSE baju yang sudah tidak dipakai lagi oleh penggunanya. Tentu selama kualitasnya masih bagus. Di keluarga saya terbiasa menggunakan budaya itu (tanpa sadar sebenarnya prinsip REUSE tersebut telah diterapkan pada keluarga kuno ya :). Baju kakak dipakai lagi oleh adik. Baju tante yang sudah kekecilan dipakai oleh keponakan. Pakaian saya jaman SD pun, ada yang masih dipakai oleh sepupu yang sekarang kelas 6 SD. Tapi baju-baju saya selama kurang lebih 5 tahun ini, rupanya sudah sulit untuk di REUSE oleh orang lain. Saking kucelnya heu2.
Ya begitulah teman-teman pembaca, semangat REUSE yang saya coba jalankan sampai sekarang. Jadi, berapakah umur baju anda?
Semoga kita semua bisa terus konsisten me-REUSEdemi me-REDUCE sampah kain dari awal.