Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melepaskan Hubungan yang Tidak Seimbang: Ketika Kebaikan Tidak Dihargai

12 Oktober 2024   21:36 Diperbarui: 12 Oktober 2024   21:39 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam hidup ini, kita sering kali berusaha untuk menjadi orang yang baik dan memberi kebaikan kepada orang lain, terutama kepada mereka yang dekat dengan kita. Namun, terkadang kita harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tidak semua orang mampu menghargai kebaikan tersebut. Mungkin saya termasuk dalam kategori orang yang merasa tidak enakan, selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika itu berarti mengabaikan perasaan dan kebutuhan diri sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa menjaga hubungan dengan orang-orang yang tidak menghargai kebaikan kita bisa menjadi beban yang berat.

Kebaikan sering kali dilakukan tanpa pamrih. Kita berbuat baik kepada orang lain karena kita ingin membuat mereka bahagia, atau mungkin karena itu adalah bagian dari karakter kita. Dalam banyak kasus, kebaikan ini adalah ekspresi dari cinta dan kepedulian kita terhadap orang-orang terdekat. Namun, ketika kebaikan kita tidak diimbangi dengan penghargaan dan rasa syukur, kita mulai merasa kecewa dan terluka.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak sehat, terutama jika kita terus-menerus merasa diremehkan atau tidak dihargai. 

Dalam menghadapi orang-orang yang tidak menghargai kebaikan kita, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan untuk "cut off" hubungan tersebut. Memutuskan untuk menjauh dari orang-orang yang tidak menghargai kita bahkan jika mereka adalah orang terdekat adalah langkah yang sulit namun sering kali diperlukan untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita.

Melepaskan orang-orang yang tidak menghargai kebaikan kita bukanlah tindakan egois, melainkan sebuah bentuk cinta terhadap diri sendiri. Meskipun saya adalah orang yang cenderung tidak enakan, kini saya memilih untuk lebih menghargai diri sendiri dan tidak membiarkan diri terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. 

Ketika kita belajar untuk menghargai diri sendiri, kita membuka pintu untuk hubungan yang lebih baik dan lebih saling mendukung. Ingatlah bahwa setiap kebaikan yang kita berikan layak untuk dihargai, dan tidak ada salahnya untuk memilih orang-orang yang berhak mendapatkan kebaikan kita. Jika hubungan itu tidak sehat, maka sudah saatnya untuk mengambil langkah mundur dan fokus pada orang-orang yang benar-benar peduli dan menghargai kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun