Saat matahari tenggelam dan kegelapan malam mulai menyelimuti, banyak orang merasakan perasaan kesepian yang mendalam. Malam hari, yang seharusnya menjadi waktu untuk beristirahat setelah seharian beraktivitas, justru sering kali memicu emosi yang lebih intens, terutama rasa sepi. Tapi mengapa kita cenderung lebih merasa kesepian di malam hari? Apa yang membuat perasaan ini muncul lebih kuat saat malam tiba?
Pada siang hari, kita biasanya disibukkan dengan pekerjaan, interaksi sosial, dan aktivitas yang membuat pikiran kita terus bekerja. Namun, saat malam datang, suasana menjadi lebih hening. Keheningan ini membuat kita lebih banyak berpikir dan merenung, memunculkan perasaan-perasaan yang mungkin kita tekan atau abaikan sepanjang hari.Â
Pikiran-pikiran yang tidak sempat kita tanggapi muncul ke permukaan, dan salah satunya adalah rasa kesepian.
Aktivitas harian yang padat dapat menjadi cara bagi kita untuk mengalihkan perhatian dari perasaan emosional yang lebih dalam. Ketika semua kegiatan berhenti di malam hari, kita tidak lagi memiliki distraksi yang membuat kita sibuk.Â
Saat pikiran tidak lagi terfokus pada pekerjaan atau tugas sehari-hari, kesepian bisa terasa lebih nyata. Tidak adanya aktivitas atau interaksi sosial yang intens di malam hari membuat kita lebih sadar akan perasaan tersebut.
Malam hari sering kali menjadi waktu di mana kita merenung tentang hubungan dengan orang lain, entah itu keluarga, teman, atau pasangan. Ketika kita merasa ada jarak dalam hubungan tersebut atau merasa tidak ada orang yang bisa dihubungi, rasa sepi bisa semakin terasa kuat. Banyak orang yang mulai memikirkan tentang cinta, kehilangan, atau pertemanan di malam hari, dan ketika kita merasa ada kekosongan dalam hal ini, kesepian menjadi lebih mencolok.
Ada juga penjelasan biologis mengapa perasaan tertentu, termasuk kesepian, bisa lebih intens di malam hari. Tubuh kita mengikuti ritme sirkadian, jam biologis yang memengaruhi mood, energi, dan perasaan sepanjang hari.Â
Di malam hari, tubuh secara alami bersiap untuk tidur, dan tingkat hormon seperti melatonin meningkat, yang membuat kita merasa lebih tenang dan rileks. Dalam keadaan ini, emosi sering kali lebih rentan muncul. Kombinasi dari perubahan hormonal ini dengan keheningan dan waktu merenung bisa memperkuat rasa kesepian.
Banyak dari kita tumbuh dengan ekspektasi bahwa malam hari adalah waktu untuk bersama orang yang kita cintai atau waktu untuk bersantai dengan teman-teman. Ketika ekspektasi ini tidak terpenuhi---mungkin karena kita hidup sendiri, jauh dari keluarga, atau tidak memiliki rencana sosial---perasaan kesepian bisa muncul sebagai respons terhadap harapan yang tidak terwujud. Melihat orang lain di media sosial yang menikmati waktu malam dengan orang-orang terdekatnya juga bisa membuat kita merasa lebih terisolasi.
Bagi mereka yang tinggal sendiri atau jauh dari keluarga dan teman, malam hari sering kali menonjolkan rasa kesendirian. Di siang hari, kita mungkin tidak terlalu mempermasalahkan ini karena ada banyak interaksi, meskipun sebatas profesional atau formal.Â
Namun, di malam hari, ketika tidak ada orang di sekitar kita untuk diajak berbicara atau berbagi cerita, kesendirian tersebut bisa terasa jauh lebih berat. Ruang kosong di rumah atau kamar yang sunyi memperbesar perasaan kesepian itu.