Kadang, jadi anak pertama tuh rasanya kayak jadi penyangga dunia. Adek lagi ada masalah? Curhatnya ke gue. Orang tua juga, apa pun itu bahkan urusan finansial, tetap larinya ke gue.Â
Awalnya, mungkin gue nggak masalah. Gue ngerasa bisa ngatasin semua. Tapi semakin lama, kok makin berat ya? Kayak ada gunung di pundak yang nggak kelihatan, tapi makin hari makin nambah bebannya.
Gue paham, jadi anak pertama itu artinya punya tanggung jawab lebih. Gue udah terlatih dari kecil buat jadi penengah, jadi tempat curhat, bahkan jadi penyelamat buat banyak situasi. Tapi, capek juga ternyata. Di saat semua orang cerita ke gue, gue harus cerita ke siapa?
Sering kali, gue merasa harus kuat. Harus tahan banting, nggak boleh kelihatan lemah. Tapi, faktanya, gue juga manusia biasa yang bisa capek, bisa stres, bisa bingung juga. Rasanya nggak adil kalau semua beban dioper ke gue, tapi gue sendiri nggak punya tempat buat ngeluarin unek-unek.
Apa semua anak pertama kayak gini? Atau cuma gue yang kadang merasa overwhelmed sama semuanya?
Ya, gue tahu sih, gue nggak mungkin kabur dari tanggung jawab ini. Tapi, jujur, ada kalanya gue cuma pengen teriak: "Terus gue cerita ke siapa?!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H