Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecenderungan Orang Tua Apakah Lebih Menyayangi Anak Laki-Laki?

2 Oktober 2024   22:47 Diperbarui: 3 Oktober 2024   00:06 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam banyak budaya di seluruh dunia, terdapat pandangan bahwa orang tua cenderung lebih menyayangi anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Fenomena ini sering kali menjadi topik perdebatan dan penelitian, dan dapat dipahami melalui berbagai faktor sosial, budaya, dan psikologis.

Di beberapa budaya, anak laki-laki sering kali dianggap sebagai penerus keluarga. Mereka diharapkan untuk membawa nama keluarga dan melanjutkan warisan. Hal ini dapat membuat orang tua merasa lebih terikat dan memperhatikan anak laki-laki mereka lebih dari anak perempuan. Tradisi yang mengutamakan laki-laki dapat menyebabkan perlakuan yang berbeda, seperti pemberian hak lebih dalam pendidikan, warisan, dan kesempatan dalam kehidupan sosial.

Orang tua mungkin memiliki harapan tertentu terhadap anak laki-laki yang berkaitan dengan kekuatan, ketahanan, dan kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kecenderungan untuk mendukung sifat-sifat ini dapat membuat orang tua lebih fokus pada perkembangan anak laki-laki, sedangkan anak perempuan mungkin diharapkan untuk lebih lembut atau menjadi pengasuh. Harapan ini bisa menciptakan perbedaan dalam cara orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang.

Dinamika di dalam keluarga juga memainkan peran penting. Dalam keluarga yang memiliki lebih dari satu anak, perhatian orang tua dapat terbagi. Namun, dalam beberapa kasus, jika ada satu anak laki-laki di antara anak perempuan, mungkin terjadi pergeseran perhatian kepada anak laki-laki tersebut. Hal ini bisa berakibat pada munculnya perasaan ketidakadilan di antara saudara-saudara.

Secara ekonomi, di beberapa masyarakat, anak laki-laki dianggap sebagai investasi jangka panjang yang lebih baik. Mereka diharapkan untuk mendukung orang tua di masa tua mereka atau membawa lebih banyak keuntungan finansial. Ini bisa menyebabkan orang tua lebih fokus pada anak laki-laki, dengan harapan bahwa mereka akan memberikan dukungan yang lebih besar di kemudian hari.

Perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan dapat berdampak pada perkembangan psikologis mereka. Anak laki-laki yang merasakan perlakuan istimewa mungkin tumbuh dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi, sedangkan anak perempuan yang merasa kurang diperhatikan bisa mengalami masalah harga diri. Ini juga dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan saudara dan menimbulkan kecemburuan.

Meskipun ada kecenderungan yang terlihat, penting untuk dicatat bahwa persepsi dan praktik ini mulai berubah di banyak masyarakat modern. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender, banyak orang tua berusaha untuk memberikan perlakuan yang setara kepada anak laki-laki dan perempuan. Pendidikan dan advokasi untuk kesetaraan gender telah membantu mengurangi bias yang ada.

Kecenderungan orang tua untuk lebih menyayangi anak laki-laki daripada anak perempuan merupakan fenomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Meskipun ini mungkin terjadi dalam beberapa konteks, perubahan dalam pandangan sosial dan budaya terus berlanjut. Menciptakan lingkungan yang mendukung dan menyayangi semua anak, tanpa memandang jenis kelamin, adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih adil. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun