Mohon tunggu...
Anik Setyani Rahayu
Anik Setyani Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Batubara, si Emas Hitam yang Menjadi Tulang Punggung Energi Nasional

2 Oktober 2024   07:53 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Batubara, yang sering dijuluki sebagai emas hitam, telah menjadi komoditas utama dalam sektor energi di Indonesia. Berkat ketersediaannya yang melimpah dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan sumber energi lainnya, batubara menjadi tulang punggung dalam pemenuhan kebutuhan energi, baik untuk industri maupun rumah tangga.

Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sekitar 60% pembangkit listrik di Indonesia masih bergantung pada batubara. Selain itu, kontribusi batubara dalam ekspor juga cukup signifikan, memberikan devisa yang besar bagi negara.

Permintaan akan batubara terus meningkat seiring dengan kebutuhan energi dalam negeri yang juga tumbuh pesat. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama terus didirikan, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau listrik secara merata.

Namun, di balik manfaatnya yang besar bagi energi nasional, penggunaan batubara juga menimbulkan tantangan lingkungan. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran batubara berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, proses penambangan batubara sering kali menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti deforestasi dan pencemaran air.

Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan beralih ke energi terbarukan. Namun, upaya ini masih memerlukan waktu, mengingat ketergantungan besar terhadap batubara dalam infrastruktur energi yang ada saat ini.

Di tengah tren global yang menuju transisi energi bersih, peran batubara di masa depan dipertanyakan. Beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai berupaya mengurangi ketergantungan pada batubara dengan meningkatkan kapasitas energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidro. Meskipun demikian, dalam jangka pendek, batubara diprediksi masih akan memegang peranan penting dalam pasokan energi nasional.

Dalam konteks ekonomi, sektor batubara masih menjadi salah satu penopang devisa negara. Oleh karena itu, meski ada dorongan untuk mengurangi penggunaan batubara, pemerintah masih terus mengoptimalkan potensi batubara untuk kesejahteraan nasional, sembari berupaya mencari keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Batubara sebagai emas hitam memang memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Namun, seiring dengan perubahan iklim dan tuntutan global untuk beralih ke energi bersih, masa depan batubara perlu dipertimbangkan dengan lebih bijak. Kebijakan yang tepat dan transisi energi yang terencana akan menjadi kunci bagi Indonesia dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan energi dan keberlanjutan lingkungan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun