Indonesia, sebagai negara yang terletak di daerah tropis, memiliki iklim yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola monsun dan fenomena iklim global seperti La Nia. Monsun Barat, yang terjadi setiap tahun, dan fase La Nia memiliki dampak signifikan terhadap cuaca dan iklim di Indonesia. Artikel ini akan menjelaskan apa itu Monsun Barat dan La Nia, serta bagaimana keduanya berinteraksi untuk mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia.
Monsun Barat
Monsun Barat adalah angin musiman yang bertiup dari arah barat, biasanya terjadi antara bulan November hingga Maret. Angin ini membawa kelembapan dari Samudra Hindia dan mengakibatkan curah hujan yang tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Dampak Monsun Barat
1. Curah Hujan Tinggi
Monsun Barat menyebabkan peningkatan curah hujan yang signifikan, yang penting untuk pertanian dan pasokan air di Indonesia. Namun, curah hujan yang berlebihan juga dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
2. Suhu yang Relatif Rendah
Selama periode ini, suhu udara cenderung lebih dingin dibandingkan dengan musim kemarau, memberikan kenyamanan bagi penduduk.
Fase La Nia
La Nia adalah fenomena iklim yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena ini merupakan bagian dari siklus El Nio Southern Oscillation (ENSO) dan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga dua tahun.
Dampak La Nia di Indonesia