Dalam dinamika hubungan romantis, menjadi prioritas utama pasangan adalah salah satu harapan terbesar. Namun, ada situasi di mana seseorang mungkin merasa bahwa dirinya hanyalah "second choice" atau pilihan kedua. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa ketidaknyamanan, kecemasan, bahkan keraguan terhadap kelanjutan hubungan. Apa sebenarnya arti menjadi "second choice," dan bagaimana hal ini memengaruhi hubungan?
1. Apa itu "Second Choice"?
"Second choice" dalam hubungan merujuk pada kondisi di mana seseorang merasa tidak menjadi prioritas utama bagi pasangannya. Mungkin ada seseorang atau sesuatu yang lebih diutamakan oleh pasangan mereka, baik itu mantan pasangan, hobi, pekerjaan, atau bahkan orang lain yang memiliki peran lebih penting.
Beberapa tanda seseorang merasa menjadi pilihan kedua meliputi:
- Pasangan sering kali memilih aktivitas atau orang lain daripada menghabiskan waktu denganmu.
- Kamu merasa dibandingkan dengan orang lain, seperti mantan pasangan.
- Ada kurangnya komitmen atau keraguan dari pasangan dalam melanjutkan hubungan.
2. Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Second Choice?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin merasa menjadi pilihan kedua:
  - Hubungan Belum Selesai dari Masa Lalu. Pasanganmu mungkin masih memiliki keterikatan emosional dengan mantan kekasih, yang membuat mereka tidak sepenuhnya hadir dalam hubungan yang sekarang.
  - Komitmen yang Terganggu. Pasangan mungkin ragu-ragu atau tidak ingin sepenuhnya terikat dalam hubungan, sehingga tidak memberikan prioritas yang pantas.
  - Ketergantungan pada Orang Lain: Dalam beberapa kasus, ada keterlibatan orang ketiga, di mana pasangan lebih mengutamakan orang tersebut daripada kamu.
3. Dampak Menjadi Second Choice
Merasa seperti second choice dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional dan mental seseorang. Beberapa dampaknya adalah:
  - Penurunan Kepercayaan Diri. Rasa dibandingkan atau diabaikan dapat merusak kepercayaan diri, membuat seseorang merasa tidak cukup baik.
  - Keraguan pada Hubungan. Jika terus-menerus merasa diabaikan, hubungan bisa terasa tidak sehat atau tidak seimbang.
  - Kecemasan dan Ketidakamanan. Perasaan bahwa kamu tidak menjadi prioritas utama dapat menimbulkan kecemasan dan ketidakamanan yang mempengaruhi interaksi sehari-hari.
4. Menghadapi Perasaan Menjadi Second Choice
Jika kamu merasa menjadi pilihan kedua, penting untuk segera menghadapinya agar perasaan tersebut tidak memperburuk hubungan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
  - Komunikasi Terbuka. Bicarakan perasaanmu dengan pasangan secara jujur. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa tindakan mereka membuatmu merasa diabaikan.
  - Evaluasi Kebutuhan. Apakah kamu mendapatkan apa yang kamu butuhkan dari hubungan ini? Jika tidak, pertimbangkan apakah hubungan ini layak untuk dipertahankan.
  - Tetapkan Batasan. Jika perasaanmu terus-menerus diabaikan, penting untuk menetapkan batasan tentang apa yang kamu anggap sebagai perilaku yang bisa diterima dalam hubungan.
  - Mencari Dukungan. Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor dapat membantu mendapatkan perspektif dan dukungan.
5. Mengambil Keputusan yang Tepat
Jika setelah komunikasi dan evaluasi hubungan tidak menunjukkan perubahan, penting untuk mempertimbangkan masa depan hubungan tersebut. Tidak ada yang layak merasa menjadi pilihan kedua dalam hubungan. Setiap orang berhak untuk merasa dicintai, dihargai, dan diprioritaskan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI