Mohon tunggu...
Ani Khikma
Ani Khikma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Daiyah Tanpa Sorban

7 Mei 2018   09:13 Diperbarui: 7 Mei 2018   09:26 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Terlahir di Jepara pada tanggal 4 Juli 1979, Ibu Nyai Munasyiroh Al-Hafidzoh atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibu Siroh merupakan salah satu penggerak jamiyah dai muda sekaligus praktisi dai Nusantara. Lahir dari pasangan Bapak Sudarso Dan Ibu Surinah, Ibu Siroh menjadi sosok yang berani dan gigih berjuang mensyiarkan Syariat Islam.

Di masa remajanya Ibu Siroh lebih memilih Nimbo Kaweruh dengan menjadi salah satu santri di pesantren ternama daerah Jepara. kehidupan masa remaja yang berwarna rela ia tinggalkan dan memantapkan diri untuk menghafal  Alqur'an. Melalui perjuangan yang cukup panjang, akhirnya pada tahun 2000 ia dinobatkan sebagai SHQ (Sarjana Hafidz Qur'an) di tempat ia nyantri.

Dengan bekal doa dan dorongan Ibu Muyassaroh guru spiritual sekaligus sosok yang sudah dianggap ibu olehnya, pada tahun 2016 ia mulai menerima beberapa murid yang berkeinginan  nyantri ditempatnya. Kesibukan-kesibukan yang ia hadapi lantas tak menjadi penghalang ruang gerak beliau sebagai daiyah keberbagai penjuru. Ibu 4 orang anak ini juga mulai mengembangkan dunia publik speaking, mulai dari profesi pembawa acara, vocalis beberapa jamiyah rebana, hingga menjadi pembicara diberbagai event. Hingga dari tahun 2017 hingga saat ini beliau terpilih menjadi Ketua Ikatan Dai Muda Bangsri (IKDAMUBA).

Tak hanya sebagai dai local, istri dari Kyai Haji Taufiqul Hakim pengarang kitab Amtsilati ini menjadi couple dai,berjuang ke berbagai penjuru nusantara hingga menjarah ke daerah NTB, Sulawesi dan masih banyak lagi daerah yang pernah ia beri siraman rohani.

 Meskipun demikian, Ibu Siroh selalu beranggap bahwa semua santrinya adalah anak. Hingga sebutan Bu Nyai Juga Hafidzoh ia nomor duakan. Ia lebih senang dipanggil dengan sebutan ibu oleh anak didiknya, karena apapun yang ia peroleh dan ia lakukan saat ini hanyalah karena Allah Swt semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun