![[3] Di Balik Pintu Kematian: Pekik Keramaian](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/12/13/keramaian-3-675c583034777c39f966e3d4.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Brebes – Dalam kegiatan KKN Undip, Anik Anggraini dari jurusan Sastra Indonesia salah satu anggota tim KKN di Pakijangan, Bulakamba, Brebes menjalankan program kerja bagi siswa SD. Program kerjanya dilaksanakan di posko KKN. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengajar materi Bahasa Indonesia yaitu kata baku dan tidak baku.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Februari 2023 pukul 11.00-11.30 WIB. Meski pembelajaran dilaksanakan hanya setengah jam tetapi para siswa masih di posko sampai sebelum dzuhur. Para siswa meminta untuk bermain bersama setelah belajar.
Kegiatan ini dilaksanakan guna memaksimalkan pembelajaran selama di ruang kelas. Proses pembelajaran dilakukan dengan media PPT dan juga poster. PPT dan poster mencakup materi kata baku dan tidak baku serta terdapat pertanyaan untuk siswa.
Setelah materi dipaparkan kepada siswa, mahasiswa memberi pertanyaan seputar materi kata baku dan tidak baku. Seperti, manakah yang benar antara kata “apotek” dan “apotik”. Mahasiswa memberi tahu kepada siswa mana penulisan yang benar. Terdapat beberapa pertanyaan yang diberi mahasiswa.
Para siswa antusias ketika mahasiswa memberi pertanyaan karena jika benar menjawab pertanyaan, siswa akan diberi hadiah berupa makanan ringan. Saat tidak diberi hadiah pun, siswa masih terlihat antusias untuk menjawab pertanyaan.
Sebelum pembelajaran kata baku dan tidak baku mahasiswa membuka kelas di posko untuk membantu mengerjakan PR. Siapa pun yang memiliki PR diperbolehkan datang ke posko terutama materi Bahasa Indonesia. Biasanya siswa datang setelah pulang sekolah atau sore hari.
Kegiatan pembelajaran di posko ini bertujuan agar mempermudah siswa dalam memahami materi dan juga membantu dalam mengerjakan PR. Siswa yang datang ke posko banyak yang meminta bantuan mengerjakan PR karena saat di rumah mereka tidak memiliki saudara untuk membantunya. Kalaupun ada juga orang tua, yang mayoritas kurang memahami materi sang anak.
