Mohon tunggu...
Anik Sry
Anik Sry Mohon Tunggu... Dosen - Learning long live, Stay humble, God always bless us

Bersyukur kunci bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia atau Bukan

8 Mei 2023   18:59 Diperbarui: 8 Mei 2023   19:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


        Tidak biasanya saya telepon teman pagi- pagi.  Sekitar jam 6 pagi, saya menelepon teman. Memberitahukan bahwa saya sepertinya tidak masuk sekolah  karena ada zoom jam 8 pagi. Dan saya juga menanyakan apakah teman saya masuk sekolah apa tidak? Jawabannya teman saya katanya ya dia masuk sekolah, kalau saya tidak masuk tidak apa-apa  karena ada zoom pagi khawatir saya terburu buru. Saya jawab baiklah terima kasih ya.

     Saya dan teman adalah berprofesi guru, menggunakan istilah masuk sekolah yaitu datang ke sekolah untuk mengajar. Kebetulan saya dan teman saya sedang melaksanakan PPG.

Setelah selesai menelpon saya mulai persiapan untuk zoom hari ini.  Jam 06.30 pagi anak bungsu saya minta diantar ke sekolahnya. Saya bilang, naik ojek saja ya, dia tidak mau. Baru saya terpikir sudahlah saya masuk sekolah saja karena sekalian mengantar anakku. Cepat – cepat saya memakai seragam kemudian langsung berangkat, dalam perjalanan mengendarai motor pikiran berkelana, bagaimana ini? apakah saya terlambat sampai sekolah sedangkan  hari ini hari, senin upacara lagi, terus saya zoom dimana , kalau di perpus penjaga perpusnya masih upacara. Sambil mengendarai banyak yang dipikirkan. Akhirnya hampir sampai di jalan masuk ke sekolah anakku.
Sepertinya saya mengendarai motor dengan agak ngebut kemudian belok ke arah jalan sekolah, dan gubrakkkkkk.

      Motor yang saya kendarai jatuh, saya dan anakku juga jatuh. Saat jatuh saya melihat ada seorang ibu – ibu berdiri di pinggir gapura gerbang masuk jalan sekolah anak saya. Saya mengalami kecelakaan motor  tunggal pas didepan ibu dan anak itu. Tapi ibu itu hanya tersenyum tidak menolong atau kaget. Saya sambil berusaha bangun dari tindihan motor dan sambil merasa kesakitan. Dalam hati saya bertanya- tanya, kenapa ya ibu itu dan anaknya tidak kaget berteriak dan berusaha menolong saya dan anak saya ya? itu pertanyaan saya yang berkecamuk dipikiran saya. Saya berusaha bangun dari tindihan motor sambil melihat muka ibu itu, terlihat santai dan tersenyum dengan melihatku  dan anakku pada saat kecelakaan tersebut.  kenapa ya orang itu tidak menolong kami yang jatuh padahal pas ada di depan dia dan anaknya, tidak ada orang lain selain mereka.

      Alhamdulillah ada beberapa pengendara motor lainnya menolong kami, ada yang mendirikan motor saya. Kenapa ya itu pertanyaan saya yang berkecamuk dipikiran saya, sampai saya lupa tidak mengucapkan terima kasih kepada bapak – bapak yang sudah menolong saya. “ini motornya tidak bisa bu, remnya susah” tanpa sepatah kata, saya coba untuk mencoba motor saya dan anak saya suruh naik, pikiran saya masih keheranan kenapa ibu depan saya hanya tersenyum. Lalu saya naik saya coba gas motor saya, gasnya sangat berat sehingga pelan jalannya. Sudah sampai depan sekolah anak, baru teringat saya belum mengucapkan terima kasih ke bapak-bapak yang sudah menolong saya. Karena pikiran saya masih tertuju pada ibu dan anak kecil tadi yang hanya tersenyum melihat saya jatuh. Apakah itu manusia apa bukan ya?. 

      Kalau manusia secara logika pasti terkejut dengan melihat kecelakaan didepan mata, walaupun tidak reflek menolong pasti terkejut. Sampai sekarang saya masih bertanya – bertanya kalau itu bukan manusia? Apakah ada makhluk ghaib yang muncul di pagi hari?. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun